Penyerangan aparat keamanan terhadap demonstran Pro
Mursi, mendapat kecaman luas. Penyerangan aparat keamanan ke pusat aksi di
Masjid Rabaah Al Adawiyah dan Alun-Alun Nahda, menyebabkan ribuan orang tewas
dan puluhan ribu lainnya luka-luka.
Kementerian Luar Negeri Qatar, dikutip dari Al Jazirah,
mengutuk penyerangan pengunjuk rasa di Rabaah Al Adawiyah dan Al Nahda yang
melakukan aksi damai. ''(Kekerasan aparat keamanan) menyebabkan terbunuhnya
warga yang tak berdosa dan tak bersenjata di antara mereka,'' ucap pernyataan
Kemenlu Qatar yang dipublikasi kantor berita QNA.
Sementara itu, dari Eropa, Menteri Luar Negeri Inggris,
mengutuk kekerasan yang dilakukan polisi Mesir untuk membubarkan aksi protes.
Ia menyerukan aparat keamanan untuk menahan diri dari aksi kekerasan. Ia
mengaku sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan dan kerusuhan di
Mesir.
Menteri Luar Negeri Iran juga mengungkapkan hal yang
sama, yaitu mengecam aksi kekerasan pembunuhan warga sipil. Iran juga prihatin
dengan jumlah korban yang mereka katakan konsekuensi yang mengerikan.
''Tidak diragukan lagi perkembangan di Mesir makin
meningkatkan kemungkinan perang saudara di negara mayoritas muslim itu,'' ucap
dia.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, yang bersuara
keras atas kudeta Muhammad Mursi, menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB dan Liga
Arab untuk mengambil tindakan. Khususnya langkah-langkah untuk menghentikan
pembantaian di negeri itu.
Ia pun yakin sikap diam dunia Internasional telah membuka
jalan bagi tentara untuk melakukan aksi kekerasan. [ROL]
----
Lantas, di manakah hati nurani Pemerintah Indonesia
menyikapi tragedi pembantaian massal ini...???