Senin, 03 Juni 2013

Bersama Rakyat Menolak Kenaikan BBM, PKS Siap Didepak dari Koalisi

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memutuskan siap dengan segala risiko dari sikapnya, menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bila BBM dinaikkan, PKS memastikan rakyatlah yang paling merasakan dampaknya.

PKS bersiteguh bahwa inflasi harus bertahan di angka 6 persen. Pasalnya, asumsi inflasi dari pihak pemerintah atas dinaikkannya harga BBM, yakni sebesar 7,2 persen akan jauh melenceng pada kenyataan nantinya. “Hitung-hitungan PKS, inflasi akan melonjak hingga dua digit, yakni pada kisaran 10,8 persen,” ungkap anggota Komisi XI DPR dari PKS, Iskan Qolba Lubis, Rabu (29/5).

Dengan inflasi setinggi itu, angka kemiskinan akan bertambah 15 juta orang, baik untuk kategori miskin sekali, miskin, dan hampir miskin. Politisi asal Sumut itu juga mengatakan, dengan harga BBM naik, biaya transportasi akan naik hingga 50 persen dan bahan pokok naik 20 persen. Sementara rakyat miskin mengalokasikan 60 persen uangnya untuk membeli beras.

Selain PKS, PDIP juga menolak keras. Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP Maruarar Sirait menyatakan fraksinya menolak rencana kenaikan harga BBM dengan alasan yang serupa dengan PKS, yakni potensi kenaikan harga yang akan memukul rakyat miskin.

Karena itu, dirinya meminta agar pemerintah tidak langsung menaikkan harga BBM, melainkan meningkatkan dulu potensi penerimaan pajak. Atas sikapnya itu, PKS siap jika harus didepak dari koalisi pendukung pemerintahan SBY-Boediono, termasuk jika menteri asal PKS dicopot. (tajuk)