Selasa, 16 Juli 2013

Kecam Kepemimpinan, Pemuda Ikhwan Dirikan Gerakan ‘Ikhwan Tanpa Kekerasan

LEBIH dari 500 anggota muda Ikhwan memutuskan untuk melepaskan diri dari kelompok Ikhwan. Tidak hanya itu mereka juga menuduh para senior mereka lah yang bertanggung jawab atas apa yang mereka lihat sebagai kegagalan Ikhwan.

Para anggota muda kelompok Ikhwan tersebut dilaporkan telah membentuk sebuah gerakan yang mereka sebut “Ikhwan Tanpa Kekerasan,” yang berusaha untuk mengarahkan kelompok Ikhwan kembali ke asholah (aslinya) seperti yang diajarkan oleh pendirinya Hassan al-Banna.

Para Ikhwan muda ini juga berusaha menarik kepercayaan mereka terhadap pemimpin Ikhwan, terutama Mursyid ‘Aam Muhammad Badie dan wakil nya Khairat Asy-Syatir.

Ahmad Yahya, koordinator gerakan, mengatakan kepada Al Arabiya pada hari Kamis kemarin (11/7/2013) bahwa mereka sangat berduka terhadap situasi Ikhwanul Muslimin hari ini.

“Kepemimpinan Ikhwan yang telah menyeret gerakan ke jurang setelah sejarah panjang perjuangan selama lebih dari 80 tahun,” kata yahya.

Orang-orang menyambut Ikhwan sepanjang sejarah, ia menambahkan, mengacu pada peran sosial kelompok itu sejak didirikan pada tahun 1928.

“Para pemimpin Ikhwan saat ini telah melanggar prinsip-prinsip Ikhwan dan ajaran dari Imam Hassan al-Banna,” ujar Yahya menegaskan.

Menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan oleh kampanye Tamarod yang menyerukan penggulingan Mursi, gerakan itu mengatakan saat ini mereka berusaha mengumpulkan tanda tangan dari para anggota Ikhwan untuk merestrukturisasi lembaga kelompok.

“Ikhwan sekarang dalam kondisi sekarat,” tegas Yahya. “Namun kami tidak akan menerima hal ini.”

“Kami akan melanjutkan upaya kami untuk mengembalikan Ikhwan dengan prinsip-prinsip moderat, seimbang dan sesuai dengan seruan Islam,” tambahnya.

Yahya mengatakan tidak semua orang yang berpartisipasi dalam aksi demo berasal dari Ikhwan. Beberapa berasal dari kelompok Jihadis, jelasnya, yang merasa tidak aman setelah penggulingan presiden Islam.

Dalam perbedaan yang luar biasa, logo dari “Ikhwan Tanpa Kekerasan” cenderung mencerminkan pandangan baru kelompok itu. Meskipun masih menyerupai simbol awal Ikhwanul Muslimin dengan latar belakang hijau dan Al Qur’an di tengah serta pedang dalam logo lama, para pemuda Ikhwan ini menggantinya dengan cabang zaitun dan burung merpati terbang dengan bendera nasional sebagai sayap. Dan mengubah kalimat yang di logo lama “siap” dengan “Takutlah akan Allah.”


Yahya juga menyalahkan kerusuhan saat ini yang terjadi di Mesir kepada kelompok Islam, dengan mengatakan: “Jika Mursi menyerukan pemilihan presiden awal dalam pidato terakhirnya atau referendum ia akan tetap menjadi presiden negara dan kekerasan bisa dihindari.”(fq/islampos/alarabiya)