LEBIH dari 500 anggota muda Ikhwan memutuskan untuk
melepaskan diri dari kelompok Ikhwan. Tidak hanya itu mereka juga menuduh para
senior mereka lah yang bertanggung jawab atas apa yang mereka lihat sebagai
kegagalan Ikhwan.
Para anggota muda kelompok Ikhwan tersebut dilaporkan
telah membentuk sebuah gerakan yang mereka sebut “Ikhwan Tanpa Kekerasan,” yang
berusaha untuk mengarahkan kelompok Ikhwan kembali ke asholah (aslinya) seperti
yang diajarkan oleh pendirinya Hassan al-Banna.
Para Ikhwan muda ini juga berusaha menarik kepercayaan
mereka terhadap pemimpin Ikhwan, terutama Mursyid ‘Aam Muhammad Badie dan wakil
nya Khairat Asy-Syatir.
Ahmad Yahya, koordinator gerakan, mengatakan kepada Al
Arabiya pada hari Kamis kemarin (11/7/2013) bahwa mereka sangat berduka
terhadap situasi Ikhwanul Muslimin hari ini.
“Kepemimpinan Ikhwan yang telah menyeret gerakan ke
jurang setelah sejarah panjang perjuangan selama lebih dari 80 tahun,” kata
yahya.
Orang-orang menyambut Ikhwan sepanjang sejarah, ia
menambahkan, mengacu pada peran sosial kelompok itu sejak didirikan pada tahun
1928.
“Para pemimpin Ikhwan saat ini telah melanggar
prinsip-prinsip Ikhwan dan ajaran dari Imam Hassan al-Banna,” ujar Yahya
menegaskan.
Menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan oleh
kampanye Tamarod yang menyerukan penggulingan Mursi, gerakan itu mengatakan
saat ini mereka berusaha mengumpulkan tanda tangan dari para anggota Ikhwan
untuk merestrukturisasi lembaga kelompok.
“Ikhwan sekarang dalam kondisi sekarat,” tegas Yahya.
“Namun kami tidak akan menerima hal ini.”
“Kami akan melanjutkan upaya kami untuk mengembalikan
Ikhwan dengan prinsip-prinsip moderat, seimbang dan sesuai dengan seruan
Islam,” tambahnya.
Yahya mengatakan tidak semua orang yang berpartisipasi
dalam aksi demo berasal dari Ikhwan. Beberapa berasal dari kelompok Jihadis,
jelasnya, yang merasa tidak aman setelah penggulingan presiden Islam.
Dalam perbedaan yang luar biasa, logo dari “Ikhwan Tanpa
Kekerasan” cenderung mencerminkan pandangan baru kelompok itu. Meskipun masih
menyerupai simbol awal Ikhwanul Muslimin dengan latar belakang hijau dan Al
Qur’an di tengah serta pedang dalam logo lama, para pemuda Ikhwan ini
menggantinya dengan cabang zaitun dan burung merpati terbang dengan bendera
nasional sebagai sayap. Dan mengubah kalimat yang di logo lama “siap” dengan
“Takutlah akan Allah.”
Yahya juga menyalahkan kerusuhan saat ini yang terjadi di
Mesir kepada kelompok Islam, dengan mengatakan: “Jika Mursi menyerukan
pemilihan presiden awal dalam pidato terakhirnya atau referendum ia akan tetap
menjadi presiden negara dan kekerasan bisa dihindari.”(fq/islampos/alarabiya)