Rabu, 19 Juni 2013

Yahudi Dan Percaturan Dunia (Bag II)

2. Pokok-Pokok Kerusakan Bersumber dari Yahudi

Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 109 ini:

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya:

“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya*. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

*] Maksudnya: Izin dari Allah سبحانه وتعالى  untuk memerangi dan mengusir orang Yahudi

Jadi, kebanyakan Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) sangat senang (suka) seandainya hari ini atau besok atau lusa mereka dapat memurtadkan kaum Muslimin, setelah kaum Muslimin itu beriman maka kembali menjadi kafir.

Mengapa? Hal ini adalah karena kedengkian dan rasa iri dalam jiwa mereka (Yahudi dan Nashrani) setelah jelas pada mereka itu “Kebenaran”. Yang dimaksud “Kebenaran” disini adalah diutusnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Padahal tentang hal ini telah ada dalam Kitab Taurat danInjil mereka. Jadi tentang Al Islam telah diberitakan dalam Kitab Taurat dan Injil.

Mereka, Yahudi dan Nashrani sangat mengenal Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, seolah-olah seperti mereka mengenal anak mereka sendiri. Hal ini telah diberitakan oleh Allah سبحانه وتعالى dalam Al Qur’an, yakni dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 146 berikut ini:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءهُمْ وَإِنَّ فَرِيقاً مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Artinya:

“Orang-orang (Yahudi dan Nashrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.”

Jadi mereka (Yahudi dan Nashrani) itu sangat tahu siapa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan apa itu Islam. Tetapi ternyata setelah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم muncul, mereka malah tidak mau meyakininya.

Pertama, karena hati mereka (Yahudi dan Nashrani) diliputi oleh rasa iri dan dengki.Atas rasa iri dan dengki itu mereka lalu menyatakan : “Mengapa Nabi Muhammad berasal dari orang Arab? Mengapa tidak dari kalangan Bani Isra’il?”

“Bukankah selama ini yang menjadi Nabi selalu berasal dari kalangan Bani Isra’il?”

Hal itulah yang menyebabkan mereka hasad (dengki dan iri).

Oleh karena itu, hendaknya kita kaum Muslimin jangan sampai punya jiwa hasad (dengki), karenahasad adalah penyakit orang Yahudi.

Kedua, karena mereka (Yahudi) mengikuti hawa nafsu. Banyaknya kerusakan di muka bumi ini adalah karena mereka mengikuti hawa nafsu.

Seperti disebutkan dalam QS. Al Baqarah (2) ayat 120 diatas: “Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan (hawa nafsu) mereka.”, berarti mereka (Yahudi) tidak berpegang teguh pada Taurat, tetapi pada hawa nafsunya. Sebab jikalau mereka berpegang teguh pada Wahyu (Kitab Taurat), maka mereka adalah sama dengan kita (kaum Muslimin) karena sesungguhnya adalah bersaudara; yaitu pada masa Nabi ‘Isa عليه السلام mereka (Yahudi) semestinya menjadi Nashrani dan lalu pada masa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, mereka seharusnya menjadi Islam. Kalau memang mereka itu mau mengikuti kebenaran.

Tetapi karena mereka (Yahudi) mengikuti hawa nafsu, maka kedengkianlah yang terjadi. Juga pembangkangan dan permusuhan pun terjadi. Pada akhirnya darah pun tertumpah dimana-mana akibat hal tersebut.

Ketiga, karena Tahriif. Orang Yahudi dan Nashrani suka men-Tahriif, yaitu mengubah, menganulir ayat-ayat dari Kitab mereka yakni Taurat dan Injil, agar sesuai dengan selera dan hawa nafsu mereka.

Hal ini adalah sebagaimana disebutkan didalam QS. An Nisaa’ (4) ayat 46, dimana Allah سبحانه وتعالى berfirman:

مِّنَ الَّذِينَ هَادُواْ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيّاً بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْناً فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانظُرْنَا لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِن لَّعَنَهُمُ اللّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً

Artinya:

“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya*. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya**. Dan
(mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa***. Dan (mereka mengatakan): “Raa`ina”****, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.”

*] Maksudnya: Mengubah arti kata-kata, tempat ataupun menambah dan mengurangi.

**] Maksudnya: Mereka mengatakan “Kami mendengar”, tetapi sesungguhnya hati mereka mengatakan “Kami tidak mau menuruti.”

***] Maksudnya: Mereka mengatakan “Dengarlah”, tetapi sesungguhnya hati mereka mengatakan “Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli).”

****] “Raa’ina” berarti: “Sudilah kiranya kamu memperhatikan kami”. Dikala para Shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghadapkan kata ini kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, maka orang Yahudi pun memakai kata ini dengan digumamkan seakan-akan menyebut kata “Raa’ina”, padahal yang mereka katakan saat itu adalah “Ru’uunah” yang berarti “Kebodohan yang sangat”, sebagai ejekan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Itulah sebabnya Allah سبحانه وتعالى menyuruh supaya Shahabat-Shahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم menukar perkataan “Raa’ina” dengan “Unzhurna” yang artinya adalah sama dengan “Raa’ina” tersebut.

Jadi, firman Allah سبحانه وتعالى ditukar-tukar oleh Yahudi. Sebagai contohnya, terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat), bahwa Nabi Ya’qub عليه السلام menurut mereka (Yahudi) adalah tukang tipu (penipu), karena berusaha merebut warisan dari Nabi Ishaq عليه السلام, dan seterusnya. Bayangkan, Nabi Ya’qub عليه السلام, hamba Allah سبحانه وتعالى yang shalih dituduh dengan cara yang keji seperti itu oleh Yahudi.

Belum lagi tuduhan yang keji dari Yahudi terhadap para Nabi, hamba Allah سبحانه وتعالى yang shalih, seperti Nabi Musa عليه السلام dan Nabi Sulaiman عليه السلام, yang disebutkan oleh mereka (Yahudi) sebagai tukang sihir.

Itulah yang disebut men-Tahriif (mengubah, mengganti dan menukar). Apa yang benar menjadi tidak benar dan menjadi rusak.

Selanjutnya, Syaikh ‘Abdurrohmaan As Sa’di رحمه الله mengatakan: “Siapakah Yahudi itu? Yahudi adalah para ‘Ulama yang sesat dari kalangan mereka; dimana mereka itu bisa mengubah lafadz ayat Kitabnya dan mengubah maknanya, atau bahkan mengubah kedua-duanya.”

Hal ini dikarenakan mereka (Yahudi) adalah tukang makar (tukang tipu), sebagaimana firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Aali ‘Imran (3) ayat 54:

وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Artinya:

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

Haruslah dipahami bahwa makar Allah سبحانه وتعالى itu bukan berarti bahwa Allah سبحانه وتعالى itu jahat. Tetapi untuk menghadapi suatu kejahatan, maka Allah سبحانه وتعالى itu Maha Mampu dan Maha Bisa mengalahkan kejahatan tersebut. Dan itu justru menunjukkan keperkasaan Allah سبحانه وتعالى. Jadi walaupun orang-orang kafir (Yahudi maupun Nashrani) bermakar (menipu) untuk memalingkan manusia dari Kebenaran, namun Allah سبحانه وتعالى Maha Perkasa untuk mengatasi makar-makar mereka.

Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. At Taubah (9) ayat 32:

يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Artinya:

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (dien) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.”

Sesudah Rasulullah صلى الله عليه وسلم meninggal, maka yang tertinggal adalah Islam-nya. Dan supaya Islam menjadi padam, maka yang dirusak oleh mereka (Yahudi maupun Nashrani) adalah para pengikut Islamnya (yakni ummat Islam). Karena yang membawa mata rantai Islam sampai hari Kiamat adalah ummat Islam. Oleh karena itu, mereka (Yahudi maupun Nashrani) selalu berusaha menghancurkan ummat Islam, sehingga dengan demikian akan musnahlah Islamnya.

QS. At Taubah (9) ayat 32 tersebut merupakan strategi dari musuh-musuh Allah سبحانه وتعالى yang sudah diberitakan dan diaba-abakan oleh Allah سبحانه وتعالى, yakni upaya mereka (Yahudi maupun Nashrani) untuk menjauhkan kaum Muslimin dari Islam. Buatlah orang Islam membenci Islam; maka dengan demikian Cahaya Allah سبحانه وتعالى akan padam. Maka hendaknya kita kaum Muslimin waspada.

Keempat, mereka (Yahudi) adalah sumber kerusakan, karena memang sudah diberitakan oleh Allah سبحانه وتعالى  bahwa mereka itu perusak.

Perhatikanlah firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Israa’ (17) ayat 4 :

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوّاً كَبِيراً

Artinya:

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Isroil dalam kitab itu: ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’.”

Syaikh ‘Abdurrohmaan As Sa’di رحمه الله menjelaskan tentang ayat diatas bahwa : “Allah سبحانه وتعالى  sudah memberitahukan kepada mereka dalam Kitab mereka, bahwa pasti terjadi dari mereka (Yahudi) itu melakukan kerusakan dua kali, yakni dengan ma’shiyat dan dengan kesombongan. Yaitu sombong terhadap nikmat Allah سبحانه وتعالى, dengan mereka merasa sebagai makhluk paling tinggi di muka bumi ini.”

Demikianlah, jadi Allah سبحانه وتعالى telah memberitahu kepada kita kaum Muslimin bahwa orang-orang Yahudi itu akan membuat kerusakan di muka bumi. Maka wahai kaum Muslimin, janganlah kalian lengah dan lalai terhadap hal ini dan jangan mudah termakan oleh propaganda musuh-musuh Allah سبحانه وتعالى.

Dewasa ini, telah terdapat data-data bahwa Yahudi memprediksikan tahun 2012 ini akan terjadi huru-hara. Mereka telah memiliki rencana (skenario) bahwa manusia akan dimusnahkan, dan tinggallah mereka saja yang ada di muka bumi ini. Sehingga dari penduduk bumi yang kira-kira berjumlah 6-7 milyar orang, akan tersisa sekitar 500 juta orang saja dari kalangan mereka (sebagaimana hal ini tertera dalam Monumen Georgia Stone).


Monumen Georgia Stone tersebut berisi 10 aturan dalam “New World Order”. Dalam baris pertama yakni:  “1. Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature.” yang artinya 93% ras manusia harus dimusnahkan !