Taksim Square Istanbul dipenuhi dengan lautan manusia,
Ahad (16/6). Massa yang tidak bisa ditampung di lapangan juga meluber ke
jalanan. Sekitar satu juta massa itu tumpah ruah mendukung pemerintahan Erdogan
yang dalam beberapa pekan terakhir “direcoki” oleh unjuk rasa kalangan sekuler.
Dengan mengibarkan puluhan ribu bendera Turki, massa yang
datang dari berbagai penjuru Istanbul itu meneriakkan yel-yel dukungan kepada
Erdogan. Mereka seakan ingin menunjukkan bahwa pendukung Erdogan jauh lebih
banyak daripada segelintir demonstran yang menuntut Perdana Menteri dari Partai
Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu mundur. Namun yang tak kalah menarik,
berkali-kali bergemuruh yel-yel Islami “Ya Allah, Bismillah, Allahu Akbar!”
Pertemuan akbar yang dihadiri Erdogan dan istrinya itu
berlangsung tertib dan damai. Bertolak belakang dengan demo kalangan sekuler
yang rusuh.
Dalam pertemuan akbar itu, Erdogan juga menyampaikan
pidato, mengajak masyarakat untuk mengakhiri permainan (konspirasi) yang
berusaha menjatuhkan pemerintahannya dan menghambat kemajuan Turki.
Seperti diketahui, dalam 10 tahun terakhir, AKP selalu
menang dalam tiga kali pemilu. Kemenangan juga terus meningkat di setiap
pemilu, dari menang mayoritas menjadi mayoritas mutlak. Kemenangan AKP dan Erdogan
tidak lepas dari meningkatnya kesejahteraan rakyat Turki selama dipimpin
Erdogan. Pendapatan per kapita Turki meningkat drastis dari 3.000 dolar AS
menjadi 11 ribu dolar AS dalam kurun 10 tahun pemerintahan Erdogan. Pertumbuhan
ekonomi Turki juga naik rata-rata di atas 6 persen per tahun, sangat berbeda
dengan negara-negara Eropa yang kini ekonominya sangat terpuruk.
Sayangnya, seperti disinggung Erdogan dalam pidatonya,
media-media barat yang telah menyiarkan demo menuntut Erdogan mundur tidak
memberitakan besarnya dukungan rakyat Turki kepada pemerintahan Erdogan.
Media-media seperti BBC, CNN dan Reuters seakan menutup mata dan bungkam.
[bersamadakwah]