Kamis, 09 Mei 2013

Sedekah Politik Oleh: Ust Fery Muzaki

"Manzilatul imaami 'alarro'iyyati kamanzilatil waliyyi minal yatiimi." artinya : "fungsi pemimpin di sisi rakyatnya bagaikan fungsi wali terhadap anak yatim." 

Penjabararan ditinjau dari sisi politik begini Caleg adalah calon wakil rakyat (wali bagi rakyat), sudah barang tentu para caleg ini sudah harus dibiasakan berdekatan dengan rakyat, kalau dalam kaidah tadi mereka bagai "wali terhadap anak yatim", ya kalau wali anak yatim sudah barang tentu kewajiban menyantuni (membiayai) anak yatim tersebut. 

Jadi sebagai Caleg sudah harus belajar dan membiasakan diri dekat dengan rakyat khususnya kaum dhu'afa, terbiasa menyantuni mereka, menyelesaikan persoalan-persoalan mereka dsb, maka apabila menjadi Aleg maka itu menjadi kewajiban profesi baginya.

Ada satu kaidah fikih lagi : "Al hariimu lahu hukmu maa huwa hariimun lahu" artinya : " sesuatu untuk menjaga sesuatu itu hukumnya sama dengan yang di jaga". Kaidah ini menurut tinjauan politik ala Fery Muzaki: "Dakwah itu hukumnya wajib kifayah di parlemen, setelah gerakan da'wah berhasil mendapatkan kursi diparlemen, maka wajib menjaga bahkan menambah kekuatan da'wah itu di parlemen dgn perolehan kursi. 

Ketika problem politik, realita sosial dan politik praktis dilapangan berhadapan dengan para kaum sekuleris yang begitu keras untuk meraih bahkan menghancurkan kekuatan da'wah diparlemen, maka menjaga dan menambah kursi diparlemen itu tidak ada cara efektif mengimbangi melainkan dengan sedekah politik (money politik sebutan bagi kaum sekuleris), maka sedekah politik itupun hukumnya menjadi wajib kifayah bagi (sebagian orang yg mampu dan khususnya caleg dlm gerakan da'wah), karena sama wajibnya dengan da'wah tersebut." Jadi sedekah sebagai tolak bala meraih suara menjaga da'wah.
 
Maka melakukan evaluasi itu menjadi penting dilakukan terus menerus..


Evaluasi yang maksud adalah kaitan dengan pendekatan politik dalam membangun basis sosial. Bagaimana personal politik dipartai ini bersiyasah sya'bi. Kalau itu semua berjalan dengan baik ga usah peduli dengan terpaan media dll kecil pengaruhnya. 

Saya kasih contoh tetangga saya bodo amat dengan apapun tentang PKS dia tetap pilih PKS katanya kepada saya, terus saya tanya kenapa begitu ? Kata dia saya pilih PKS karena anda sahabat dan tetangga saya yg baik saya ga peduli apapun begitu katanya ! Dan sahabat dan tetangga saya itu bukan orang yg saya ajak ngaji ! 

Dan kaitan Ustd Fery Muzaki yang saya tahu preman-preman, jawara-jawara yang dulu simpatisan PDIP dan partai lain di desa beliau yg memang tergolong daerah awam agama 2 kali pemilu menjadi pendukung PKS dan warna merah di desanya bergeser berubah jadi PKS 

"Saya dulu adalah apatis dengan politik 2007 saya kenal Ustd Muzaki walau umur saya 10 tahun lebih tua dari beliau dan akhirnya dia "menjerumuskan" saya ke dunia politik ini tanpa pernah dia mengajak saya dengan eksplisit ! Namun sekarang saya jarang sekali ketemu beliau yang jelas kalau saya kerumahnya dari pasar dekat rumahnya saya naik ojek bilang tujuan saya kerumahnya itu tukang ojek nganterin di bayar ogah !! Yang aneh kalau aktifis da'wah dan parpol kalau ditanya rumahnya sama orang yg nokrong padahal tdk jauh dari perempatan dekat rumah mereka bilang GA KENAL ini yg harus di evaluasi padahal sepele ya tapi kalau semua kader da'wah model begini gimana hahaha ????