Majalah Jerman Deir Spiegel mengungkap
sejumlah kondisi dan aktivitas Presiden Mesir Muhammad Mursi yang diisolasi
selama tiga minggu terakhir paska kudeta militer.
Dalam keterangan yang diperoleh Dier Spiegel dari
sejumlah sumber militer Mesir, disebutkan Mursi mengalami interogasi intensif
setiap hari oleh intelijen militer Mesir, selama proses tahanan atau isolasi.
Berdasarkan informasi dari sumber-sumber militer Mesir
yang menurut mereka diambil dari jendela kamar interogasi,
Mursi yang kini usianya 61 tahun mendapat interogasi
berupa pertanyaan setiap hari dalam beberapa jam. Terkadang masa interogasi itu
berlangsung hingga lima jam tanpa berhenti.
Disebutkan juga bagaimana para penyidik beberapa kali
memberi tekanan kepada Mursi dengan menyodorkan rekaman suara telepon hasil
penyadapan intelejen selama hari-hari ia menjabat sebagai Presiden Mesir.
Selain itu, dalam penyidikan juga disodorkan beberapa dokumen untuk
menekan Mursi.
Majalah Deir Spiegel menuliskan ” Mursi,
beralih dari sikap diam di awal awal penyidikan dan menjawab dengan hati-hati
pertanyaan yang ditujukan kepadanya, terkadang merespons pertanyaan dengan
marah kepada penyidik dan menyatakan merasa aneh dengan sadapan komunikasi
telepon dan sejumlah dokumen yang disodorkan. Di sisi lain, para penyidik
memiliki video mendokumentasikan segala sesuatu yang dilakukan sejak hari
pertama kepresidenannya sampai hari tergulingnya Mursi dalam kudeta
militer. ”
Majalah itu melaporkan, sehari-hari Mursi menghabiskan
waktu dalam shalat, membaca al-Quran dan berdoa kepada Allah. Masih
menurut Deir Spiegel, Pemerintah baru hasil kudeta militer di Kairo tampaknya
sangat ingin menuntut presiden Mesir terisolasi untuk mengungkap informasi
terkait sejumlah Negara dan kelompok-kelompok Islam.
Di sana dikutip ucapan seorang tokoh militer yang
mengatakan, “Jika kita memiliki kita bisa mengadili Mubarak sebagai bagian dari
kita, mengapa kita tidak melakukan hal yang sama atas Mursi”
Deir Spiegel menyebutkan, pertanyaan penyidik
kepada Mursi tidak terbatas pada hubungan dengan Gerakan Perlawanan Islam
Palestina (Hamas), tapi pertanyaan termasuk pertanyaan tentang perjalanan ke
luar negeri dan hubungan kalangan Islamis di luar negeri. (tjk)/Dakwatuna