Aku menyaksikan banyak kedzhaliman di atas muka bumi ini
dan baru kusadari ternyata semua itu disebabkan oleh ulah pemimpin negeri ini
yang super dzhalim, bengis dengan segala ketololan yang mereka miliki. Ego yang
besar dan kenakalan tingkat tinggi yang dengan mudah mencabut nyawa serta
mengalirkan darah.
Miris Sekali!!!
Aku menyadari bahwa sebagian besar penguasa di atas muka
bumi ini ternyata hanya berkutat pada kenikmatan selangkangan ,perut dan leher
yang meraka perbuat atas dasar kemanusiaan. Aku tidak tahu dengan amat detail
tentang berapa banyak kekayaan di atas muka bumi ini yang mereka keruk untuk
kepenitingannya sesaat. Tapi yang pasti, jumlah kerakusan mereka menimpalbalikan
kelaparan, kekeringan dan kesewenang-wenangan yang berat terasa pada berbagai
belahan bumi ini. Asia, Afrika, Eropa, dunia-dunia arab yang berdiri atas dasar
kepahitan dan duka lara di atas tirani.
Miris sekali!!!
Aku menyaksikan banyak orang berpendapat bahwa merekalah
yang paling benar. Ajarannya paling lurus, paling sunnah, paling sholih, paling
syariah dan paling selamat dunia akhirat. Padahal tidak ada satupun kepastian
dari Alquran dan hadits yang menyatakan bahwa fulan bin fulan akan menutup
matanya dengan keadaan yang paling baik. Aku terkadang melihat mereka
seolah-olah paling mampu memberikan solusi dari yang lain. Padahal jika yang
mereka katakan adalah benar sudah pasti dan seharusnya mereka bisa memimpin dan
menjadi pemimpin saat ini juga serta mampu melindungi sesama saudara.
Miris sekali!!!
Di saat ada sekelompok orang yang ingin menebarkan
kebaikan, mereka orang-orang berwajah teduh yang pantang mengeluh. Mereka
orang-orang yang gemar memberi, mudah menyayangi sesama, mementingkan kepentingan
orang lain dan gemar berbuat kebajikan. tapi ternyata antek syaithan lebih
membenci mereka. Antek syaithan lebih senang jika mereka diberangus, disiksa,
dilecehkan kehormatanya bahkan dibunuh dari muka bumi ini.
Miris sekali!!!
Saat ada anak-anak muslim yang kelaparan, aku tidak
sanggup memberi mereka makan meski hanya dengan sesendok beras merah yang biasa
kumakan tiap hari. Saat ada saudaraku sesama muslim yang disiksa dengan kejinya
dan diambil paksa hartanya, aku tidak mempunyai daya selain sedikit doa bagi
mereka. Saat ada saudariku muslimah yang dilecehkan kehormatanyya, diperkosa
dan dizhalimi, aku tidak tahu yang harus kulakukan selain mendoakan keburukan
bagi pelaku kebejatan dengan seburuk2 balasan. Saat ada pemimpin dhzalim baik
dari tingkat RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, presiden bahkan
pemimpin Negara sekalipun, aku hanya mampu termangu dan sorak sorai
menyumpahnyerampahi kebegoan yang mereka miliki.
Miris sekali!!!
Dunia ini hanya seperti TV besar yang menyajikan musik,
infotainment, gosip artis dan melodrama korea. Suka senang-senang dan terlelap
dalam lamunan panjang. Sementara dalam dunia nyata banyak yang terlelap penuh
kesedihan. Kala orang-orang banyak yang terfana dengan lagu terbaru dari artis
mereka dan rela membayar untuk idolanya, sementara di sisi dunia lain banyak
orang yang membanting tulang hanya demi menyisihkan secuil nasi dalam perutnya.
Miris sekali!!!
Aku hanya orang kurus dengan vertigo yang sangat mudah
kambuh jika lelah terasa. Tanganku terlalu kecil untuk memukul rata tembok
pemisah di Palestina sana. Tekadku terlalu lemah untuk membantu saudaraku
dengan darah jihad yang seharusnya kualirkan. Bahkan aku terlalu pengecut untuk
menatap sebuah tank besar melintas di hadapanku.
Miris sekali!!!
Aku tidak bisa berbuat banyak tentang banyaknya hal buruk
dan berbagai kisah pilu di atas muka bumi ini. Aku sangat takut jika tidak bisa
berbuat apa-apa. Namun yang jauh lebih kutakutkan adalah saat hari kiamat Allah
SWT akan mengintrogasiku tentang sikap lemahku ini terhadap orang lain:
“Hay Fulan, mengapa kamu suatu ketika banyak tertawa di
atas dunia semnetara banyak saudaramu yang menangis penuh kesedihan”.
“Hay fulan, mengapa kamu diam ,sementara banyak saudaramu
yang terus bergerak mengorbankan jiwa dan raga serta melindungi sesama
saudaranya dengan nyawa yang mereka miliki”.
“Hay fulan, mengapa kamu kenyang sementara banyak
saudaramu yang kelaparan”.
“Hay fulan, mengapa kamu tidak bisa berbuat banyak
membela saudaraku yang disiksa, dibunuh, dilecehkan kehormatanya diperkosa dan
dianiaya setiap hari. Padahal tawamu terkadang kencang sedangkan jeritan merek
lebih kencang dari yang kaubayangkan”.
Sial!!! Aku tidak bisa berbuat banyak
Ya allah ya Robbi… aku tidak tahu dan tidak faham dan aku
tidak ingin sok tahu menghadapi banyaknya masalah hidup ini. Namun yang perlu
Engkau ketahui, aku sangat takut jika nanti berhadapan dengan-Mu sementara
sungguh lisan ini tidak dapat berkelit memberikan banyak alasan yang akan dapat
meyakinkan-Mu agar kelak Engkau tidak menyiksaku ya Robb…
Astaghfirullaha’adzhim… Ampunilah dosa-dosaku ya Allah…
Sumber:
http://www.dakwatuna.com/2013/07/10/36539/miris-sekali-aku-terlelap-dalam-dunia-dongeng-yang-tiada-akhir/#ixzz2Yj5jlQuz