Rabu, 08 Mei 2013

Kisah Nyata | Benci Tapi Nyoblos PKS

Mungkin saya ingin menceritakan sebuah kisah nyata, kisah yang saya angkat dari kehidupan kawan istri saya. mereka adalah pasangan suami istri kader PKS, mereka punya tiga anak, dua perempuan, satu laki-laki. anak-anak perempuannya sudah bekerja semua, sedangkan yang laki-laki masih sekolah di bangku kelas 2 SMP.
 
Sang suami adalah seorang pegawai pajak, sebut saja namanya Pak Aston dan istrinya adalah kepala sekolah di TK dimana istri saya dulu pernah mengajar, namanya Ibu Villa. sudah sejak lama Pak Aston dan Ibu Villa terlibat di PKS dan ikut dalam tarbiyah di PKS. sekitar 1999-an lah, namun menjelang pemilu 2009 Pak Aston memutuskan keluar dari struktur PKS, dan juga meminta istrinya untuk keluar dari struktur PKS. walaupun sebenarnya Ibu Villa tidak setuju dengan keputusan ini.
Usut punya usut, alasan beliau keluar dari struktur PKS adalah karena ketidak setujuan dengan beberapa kebijakan PKS. sejak saat itu setiap saya bicara tentang PKS, Pak Aston selalu menunjukkan ketidak sukaannya, tapi kalau sama Ibu Villa ga jadi masalah kita ngobrolin PKS, karena memang beliu mendukung kebijakan-kebijakan yang diambil PKS, tapi sebagai istri yang shaliha dan mentaati suaminya, beliau menghormati setiap keputusan yang sudah diambil oleh suaminya.
Hal yang menjadikan kisah ini unik adalah beliau tetap mengikuti segala agenda tarbawi PKS, tetap mengikuti aktifitas Liqo, Ta’lim, Rihlah, bahkan beliau megisi Liqoan dibawah struktur PKS sampai sekarang. merektrut orang untuk ikut Liqo dll
Ba’da isya hari tadi, saya berkunjung ke rumah beliau bersama istri, kebetulan sang suami sedang keluar. oleh karenanya kami ngobrol-ngobrol lepas dengan sang istri, saat itu juga sedang ada tamu lainnya. selang beberapa waktu setelah kami datang, tiba-tiba dua anak gadis teman istri saya ini pulang, saya cukup kaget melihat penampilan keduanya, sekarang kedua gadis ini sudah berhijab dengan lebih rapih, dibandingkan sebelum-sebelumnya.
Nah tiba-tiba Ibu Villa nyeletuk, bahwa kedua anak gadisnya itu udah liqo juga, dan liqonya dengan salah satu pengurus DPC situ. kata Ibu Villa, liqo nya kedua anaknya juga direstui dan didukung oleh sang suami.
Sepulang dari rumah pasangan tersebut, istri saya bilang ke saya, bahwa keluarga tersebut masih nyoblos PKS sampai hari ini, walaupun pak Aston tidak suka dengan beberpa kebijakan PKS. hal ini diketahui istri saya dari pengakuan Ibu Villa sendiri.
Mengingat kisah ini, saya jadi teringat beberapa kawan SMA saya, mereka sangat antipati sama yang namanya politik, tapi setiap selesai pemilu (2004 dan 2009) saya tanyakan mereka nyoblos partai apa, mereka selalu dengan santai bilang “ya PKS lah, mau milih yang mana lagi”, tapi sikap mereka tetap bahwa mereka tidak akan terlibat dalam politik.
Saya belum nyoba tanya ke temen-temen SMA saya ini, mereka 2014 ini mau nyoblos apa, tapi yang saya tau temen istri saya yang sebelumnya saya ceritakan, mereka tetap setia memilih PKS setiap pemilu, begitupula 2014 nanti.
yah memang unik, tapi ini nyata. ^_^
Jika ada yang ingin bertemu dengan tokoh-tokoh di kisah ini, saya bersedia mengantarkan kawan-kawan untuk melihat dan berdialog langsung dengan mereka. kalau ada yang benr-benar ingin, silahkan messagge ke inbox saya, nanti saya akan kirim no HP saya dan kita atur pertemuannya.
Tokoh2 diatas tinggal di daerah tangsel (teman2 SMA saya) dan jaksel (keluarga teman istri saya)

By: Hadiyan Faris Azhar - Kompasiana