Sang
suami adalah seorang pegawai pajak, sebut saja namanya Pak Aston dan
istrinya adalah kepala sekolah di TK dimana istri saya dulu pernah
mengajar, namanya Ibu Villa. sudah sejak lama Pak Aston dan Ibu Villa
terlibat di PKS dan ikut dalam tarbiyah di PKS. sekitar 1999-an lah,
namun menjelang pemilu 2009 Pak Aston memutuskan keluar dari struktur
PKS, dan juga meminta istrinya untuk keluar dari struktur PKS. walaupun
sebenarnya Ibu Villa tidak setuju dengan keputusan ini.
Usut
punya usut, alasan beliau keluar dari struktur PKS adalah karena
ketidak setujuan dengan beberapa kebijakan PKS. sejak saat itu setiap
saya bicara tentang PKS, Pak Aston selalu menunjukkan ketidak sukaannya,
tapi kalau sama Ibu Villa ga jadi masalah kita ngobrolin PKS, karena
memang beliu mendukung kebijakan-kebijakan yang diambil PKS, tapi
sebagai istri yang shaliha dan mentaati suaminya, beliau menghormati
setiap keputusan yang sudah diambil oleh suaminya.
Hal
yang menjadikan kisah ini unik adalah beliau tetap mengikuti segala
agenda tarbawi PKS, tetap mengikuti aktifitas Liqo, Ta’lim, Rihlah,
bahkan beliau megisi Liqoan dibawah struktur PKS sampai sekarang.
merektrut orang untuk ikut Liqo dll
Ba’da
isya hari tadi, saya berkunjung ke rumah beliau bersama istri,
kebetulan sang suami sedang keluar. oleh karenanya kami ngobrol-ngobrol
lepas dengan sang istri, saat itu juga sedang ada tamu lainnya. selang
beberapa waktu setelah kami datang, tiba-tiba dua anak gadis teman istri
saya ini pulang, saya cukup kaget melihat penampilan keduanya, sekarang
kedua gadis ini sudah berhijab dengan lebih rapih, dibandingkan
sebelum-sebelumnya.
Nah
tiba-tiba Ibu Villa nyeletuk, bahwa kedua anak gadisnya itu udah liqo
juga, dan liqonya dengan salah satu pengurus DPC situ. kata Ibu Villa,
liqo nya kedua anaknya juga direstui dan didukung oleh sang suami.
Sepulang
dari rumah pasangan tersebut, istri saya bilang ke saya, bahwa keluarga
tersebut masih nyoblos PKS sampai hari ini, walaupun pak Aston tidak
suka dengan beberpa kebijakan PKS. hal ini diketahui istri saya dari
pengakuan Ibu Villa sendiri.
Mengingat
kisah ini, saya jadi teringat beberapa kawan SMA saya, mereka sangat
antipati sama yang namanya politik, tapi setiap selesai pemilu (2004 dan
2009) saya tanyakan mereka nyoblos partai apa, mereka selalu dengan
santai bilang “ya PKS lah, mau milih yang mana lagi”, tapi sikap mereka
tetap bahwa mereka tidak akan terlibat dalam politik.
Saya
belum nyoba tanya ke temen-temen SMA saya ini, mereka 2014 ini mau
nyoblos apa, tapi yang saya tau temen istri saya yang sebelumnya saya
ceritakan, mereka tetap setia memilih PKS setiap pemilu, begitupula 2014
nanti.
yah memang unik, tapi ini nyata. ^_^
Jika
ada yang ingin bertemu dengan tokoh-tokoh di kisah ini, saya bersedia
mengantarkan kawan-kawan untuk melihat dan berdialog langsung dengan
mereka. kalau ada yang benr-benar ingin, silahkan messagge ke inbox
saya, nanti saya akan kirim no HP saya dan kita atur pertemuannya.
Tokoh2 diatas tinggal di daerah tangsel (teman2 SMA saya) dan jaksel (keluarga teman istri saya)
By: Hadiyan Faris Azhar - Kompasiana