Saat itu, ia sudah mulai menolak konsep Trinitas. Sepanjang hidupnya, ia berusaha untuk mencari dan memahami segala sesuatu.
Namun ketika sampai pada konsep ketuhanan, Angela benar-benar
bingung. ''Terutama mengenai mengapa Tuhan datang sebagai manusia dan
membiarkan dirinya mati demi dosa-dosa umatnya,'' ungkapnya dalam laman
turn to Islam.
Jika memikirkan hal itu, hatinya selalu gundah.
Ada rasa ketidakyakinan. Angela pun memutuskan untuk membicarakan
masalah-masalah seperti itu dengan pastornya.
Angela pun sering
bertanya, ''Mengapa agamanya begitu kompleks.'' Ketika beranjak dewasa,
ia memutuskan untuk membuatnya lebih sederhana. Hanya ada satu, yaitu
Sang Pencipta. Ya, hanya itu.
Menurutnya, tak ada penjelasan lain
yang masuk akal dari itu. Dan, setiap orang tidak bisa mengendalikan
peristiwa yang terjadi pada diri masing-masing, termasuk dia. ''Ada yang
mengendalikan itu semua, Dialah Pencipta (Allah SWT),'' ujarnya.
Hingga
akhirnya, Angela mengenal Islam. ''Saya mencari kebenaran dan saya
menemukannya di dalam Islam. Kini saya memiliki keyakinan itu dan saya
menyukainya,'' paparnya.
Ia memandang Islam sebagai agama yang
datang untuk memperbaiki kesalahan manusia. Menurut Angela, Islam adalah
agama sederhana. ''Allah adalah Allah. Dia menciptakan manusia dan
manusia menyembah Allah. Itu saja,'' ucapnya.
Tuhan, kata dia,
mengutus Musa, Yesus (Isa), dan Muhammad untuk menyampaikan pesan-Nya
dan membimbing manusia melalui firman-Nya.
''Dalam Islam, Yesus
adalah satu-satunya nabi yang tidak mati, dan karena itulah ia menjadi
utusan yang akan datang kembali pada Hari Penghakiman,'' papar Angela.
Ia
berpendapat, agama adalah pedoman hidup bagi setiap orang untuk
berperilaku baik melalui spiritualitas. Esensi Allah (satu-satunya
Tuhan) telah membuka hatinya.
Islam memberinya arah dan kini Angela hidup dengan panduan Alquran
yang dipinjamkan oleh Penciptanya untuk kebahagiaan di bumi dan di
akhirat nanti.
Sumber : Republika Online