Senin, 24 Juni 2013

Sikap Mental Kader PKS "Sang Pemenang 2014"



1. IKHLAS BERJUANG KARENA ALLAH

Keikhlasan adalah bekal dan kekuatan awal bagi seorang pemenang untuk berjuang dijalan Allah swt. Keikhlasan berjuang hanya karena Allah swt demi mengharap ridho dan cinta-Nya serta balasan surga-Nya membuat sang pejuang akan selalu memiliki energi untuk bekerja maksimal mewujudkan impian dan tugas besar yang diembannya. 
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengatakan, “Keikhlasan akan membuat amal yang berat terasa ringan, sebaliknya ketidak ikhlasan membuat amal yang ringan terasa berat”. 
Milikilah keikhlasan, karena keikhlasan adalah energi terbesar yang dimiliki manusia, yang iblis laknatullah pun tidak sanggup menggoda dan menjatuhkan orang yang ikhlas berjuang karena Allah swt. Keikhlasan membuat seorang pejuang dan pemenang tidak peduli pada kritikan, pujian dan cacian orang lain, karena ukuran sukses kerjanya adalah pujian dan ridha Allah swt, Rasul-Nya dan Orang yang beriman, bukan dari manusia umumnya.
2. MEMILIKI VISI DAN CITA-CITA UNTUK MENANG

Seorang pemenang adalah mereka yang bermimpi dan bertekad untuk menang. Tidak mungkin atau sangat jarang seorang pemenang adalah orang yang tidak punya keinginan dan cita-cita untuk menang. Karena jika begitu menangnya adalah kebetulan bukan keinginan. Sebagaimana Rasulullah saw bercita-cita besar untuk menaklukan Romawi dan Parsi. Ketika beliau memecahkan batu ketika menggali parit di Perang Khandaq, beliau mengatakan kelak Romawi dan Parsi akan kita taklukan. Ternyata cita-cita beliau itu terbukti dan terwujud oleh beliau dan para sahabat ra. 
Imam Syahid Hasan al Banna pun pernah mengatakan bahwa kenyataan hari ini adalah impian hari kemarin. Semua penemuan besar dan prestasi dahsyat seperti ditemukannya pesawat, mobil, computer, hand phone, senjata canggih, kekayaan besar, ataupun prestasi spektakuler dari atlit kelas dunia dalam perlombaan dan kompetisi olahraga, maka semuanya berawal dari impian dan cita-cita mereka untuk meraih kemenangan dan kesuksesan. Maka beranilah untuk bermimpi dan bercita-cita.

3. YAKIN DAN OPTIMIS BISA MENANG

Seorang pemenang adalah mereka yang optimis dan yakin bahwa semua impian dan target yang ditetapkannya bisa tercapai jika mereka terus berusaha dan berdoa dengan konsisten. Mereka optimis pada kemampuannya. Terlebih dari itu mereka optimis pada pertolongan Allah swt. Karena Allah swt berkata “Siapa yang menolong agama-Ku, maka Aku akan menolongnya”.

Dalam Surat An nuur ayat 55 Allah swt berjanji bahwa kelak orang-orang beriman akan dijadikan-Nya pemimpin-pemimpin di muka bumi.

4. BERANI MENCOBA DAN BERANI GAGAL

Sikap mental pemenang berikutnya adalah keberanian untuk mencoba dan berani untuk menghadapi kegagalan. Bagi seorang pemenang kegagalan itu biasa. Tapi mereka tetap belajar dari kegagalan. Karena kegagalan dapat mendewasakan kita dan mendidik kita. Kegagalan juga guru terbaik untuk menunjukkan dimana letak kekurangan kita. Kegagalan membuat mental kita harus lebih kuat dari sebelumnya, karena pastilah setiap kegagalan menyebabkan terpukulnya jiwa kita, sehingga untuk mengatasinya diperlukan jiwa yang kuat dan tahan banting. Pepatah mengatakan “nahkoda yang tangguh tidak dilahirkan di laut yang tenang, tapi dilaut yang berombak”. 
Sejarah Para pemenang di seluruh dunia, adalah sejarah kegagalan yang mereka lalui dengan tetap menjaga optimisme sehingga akhirnya kegagalan itu gagal dalam menggagalkan mereka. Contoh nyatanya adalah Rasulullah saw, dapat dikatakan selama 13 tahun berdakwah di Mekkah, maka mayoritas dakwahnya menemui kegagalan yaitu penolakan dan permusuhan dari orang yang didakwahinya. Tapi hal itu tidak membuat nyali beliau ciut untuk terus berdakwah. Sikap inilah yang akhirnya menyebabkan keberhasilan beliau dalam berdakwah.

5. PANTANG MENYERAH

Sikap mental seorang pemenang berikutnya adalah pantang menyerah dan selalu bangkit setiap kali terjatuh. Rasulullah saw dan para sahabatnya adalah pribadi-pribadi yang pantang menyerah sebelum selesainya pertandingan ataupun sesudah selesainya pertandingan. Mereka berjiwa climbers yaitu berjiwa pendaki sejati yang terus berjalan dan berjalan menuju puncak impian dan cita-citanya. Mereka tidak hanya berhasil menaklukan madinah dan mekkah, tapi terus merangsek ke seluruh jazirah arab, bahkan 1/3 penjuru dunia akhirnya bisa dikuasai. 
Dalam perjalanannya mereka melalui kesulitan dan tantangan. Mereka kekurangan pasukan dan perlengkapan. Kendala ini tidak membuat mereka menyerah. Mereka bertarung sampai tetes darah penghabisan. Tapi alih-alih kalah, justru mereka meraih kemenangan, dengan modal sikap pantang menyerahnya tadi. Contohnya ketika menghadapi pasukan Romawi yang bersenjata lengkap dengan 200 ribu pasukan, sementara ummat islam hanya sekitar 20 ribu orang dengan persenjataan tidak selengkap pasukan musuh. Tapi sikap mental pemenang dan pantang menyerah membuat mereka tidak gentar dan takut, justru semakin memicu nyalinya dan tertantang untuk mampu menaklukan musuh dengan kekuatan sebesar itu.

6. SABAR MENGHADAPI KESULITAN

Kesabaran adalah modal dasar dari para pemenang. Kesabaran membuat kualitas orang-orangnya melejit 10 kali lipat dibanding orang yang tidak sabar. Allah swt mengatakan dalam Surat Al Anfaal ayat 66 “Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. 
Pertarungan pastilah penuh dengan tantangan internal dan eksternal, maka hanya orang sabar yang dapat melewatinya.

7. SIAP BERKORBAN DAN MEMBAYAR HARGA KEMENANGAN

Perjuangan untuk meraih kemenangan jelas menuntut pengorbanan dan harga yang mesti dibayar diawal. Pepatah mengatakan “tidak ada makan siang yang gratis”. Artinya tidak ada dalam hidup ini sesuatu yang kita peroleh tanpa sebab. Hukum alam dan sunnatullah berlaku, jika kita ingin akibat maka kita harus melakukan sebab. Maka pengorbanan dan kerja keras adalah sebab yang akan melahirkan kemenangan. Ada harga yang mesti kita bayar dulu diawal sebelum cita-cita dan keinginan kita raih. Allah swt berfirman, jika kita ingin mendapatkan Surga dan dibebaskan dari azab yang pedih, maka kita harus mau berkorban dengan harta dan jiwa kita di jalan Allah. (Surat Ash Shaf : 10 – 11). 
Bunker Hunt seorang milyarder mengatakan “Sukses itu sederhana saja. Pertama, putuskanlah apa yang anda inginkan secara spesifik. Kedua, putuskanlah anda bersedia membayar harganya untuk menjadikan itu terjadi”. 

Kehidupan bisa juga menjadi contoh bagi untuk menjadi pemenang maka diperlukan pengorbanan dan harga yang mesti dibayar. Sebuah pedang yang tajam dan indah, berawal dari sebuah balok besi yang tidak begitu berharga. Tapi ketika besi itu dibakar, dipukul berkali-kali, direndam di air, dibakar lagi dan lagi, kemudian diasah, yang seandainya besi itu bernyawa maka dia akan berteriak kesakitan dengan penyiksaan itu. Tapi setelah semua pekerjaan itu selesai, yang tertinggal adalah sebilah pedang yang tajam dan indah yang harganya jauh lebih mahal dan jauh lebih berharga dari potongan besi tadi. Artinya jika kita ingin lebih tajam dan lebih kuat, kita harus siap menderita untuk meraihnya. 
Imam Ibnul Qayyim mengatakan “Orang-orang pintar disetiap ummat sepakat bahwa kenikmatan itu tidak bisa didapat dengan kenikmatan pula. Siapa yang mementingkan kesenangan ia akan kehilangan kesenangan. Siapa yang berani menentang badai dan menghadapi rintangan, ia akan memperoleh kegembiraan dan kenikmatan”.

8. BANYAK BEKERJA, SEDIKIT BICARA

Seorang pecundang itu adalah yang menginginkan kemenangan dan hanya menginginkannya, sedang seorang pemenang adalah yang menginginkan kemenangan dan melakukannya. Albert Einstein mengatakan 1 ons aksi lebih berharga dari 1 ton teori. Yang mengantarkan seseorang pada kesuksesan bukanlah ilmu. Karena betapa banyak orang berilmu seperti Profesor dan Doktor tapi hidupnya biasa-biasa saja. Yang mengantarkan seseorang pada kesuksesan adalah Ilmu yang diterapkan. 
Einstein, Ilmuwan terbesar abad ini, mengatakan bahwa “kejeniusan saya 1 % nya adalah kecerdasan dan 99 % nya adalah kerja keras”. Artinya Einstein mengatakan semua prestasi dan karya yang dihasilkannya bersumber dari kerja keras dan tindakan yang dilakukannya. Inilah The Power of Action
Contohnya kenapa orang bisa tenggelam? Semua kita umumnya menjawab karena tidak bisa berenang. Tapi kalau kita lakukan percobaan dengan berendam seluruh tubuh kita di bak mandi yang airnya hanya setinggi 30 cm selama 30 menit apa yang terjadi? Ya kita juga akan mati dan tenggelam. Jadi orang tenggelam dan mati bukan karena tidak bisa berenang, tapi karena tidak bergerak.

9. TIDAK MENCARI ALASAN

Seorang yang memiliki mental pemenang tidak suka mencari-cari alasan untuk tidak melakukan apa yang harus dilakukannya. Alasannya hanya satu, yaitu alasan untuk melakukan, bukan alasan untuk tidak melakukan. Kalau kita perhatikan kebanyakan orang gagal adalah mereka yang selalu banyak alasan untuk tidak berbuat apa-apa dan menjadi siapa-siapa. Mereka berdalih dengan kesehatan yang buruk, ekonomi yang krisis, orang tua yang miskin, pendidikan yang rendah, fisik yang lemah, keberuntungan yang kurang, dana yang sedikit, jumlah yang kurang dan berbagai macam alasan lainnya untuk menjadi pembenaran atas ketidaksiapan dan ketidakmauan untuk bertindak dan bertarung. Sedangkan seorang pemenang justru tidak mencari alasan apapun yang melemahkan atau menyebabkan dia tidak mau bekerja. Mereka menepiskan semua kekurangan dan kelemahan yang mungkin menjadi alasan bagi mereka untuk tidak melakukan apa-apa atau merasa pesimis sebelum bertarung.

10. BERTANGGUNG JAWAB

Tidak hanya menepiskan semua alasan untuk lemah, para pemenang adalah yang bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Mereka yakin dengan Firman Allah swt “bahwa tidak akan terwujud perubahan kalau bukan dia yang akan merubahnya”. 
Pepatah mengatakan “kita tidak bisa merubah keadaan tapi kita bisa mengubah sikap kita menghadapi keadaan” atau "kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa mengubah arah sayap pesawat kita”.

Orang yang bertanggung jawab tidak menyalahkan atau mengkambing hitamkan orang lain, tapi mereka bertanggung jawab terhadap semua hasil yang diperolehnya. Sikap ini membuat mereka selalu berusaha berbuat yang terbaik agar tidak mengalami kegagalan. Kehidupan ini adalah kumpulan keputusan yang mesti diambil dengan bertanggung jawab. Sehingga mereka selalu mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya untuk bertindak yang terbaik.

11. TEGUH PENDIRIAN (Istiqamah)

Sikap mental seorang pemenang berikutnya adalah sikap teguh pendirian atau istiqamah. Allah swt menjanjikan kemenangan dan surga bagi orang yang meneguhkan pendirian mereka. "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat;" (QS 41:30-32). 
Secara bahasa Istiqamah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqamah dari kata “qaama” yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

12. TAWAKKAL

Allah swt berfirman dalam Surat Ath Thalaq ayat 3 “Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkan kebutuhannya”. 
Tawakkal artinya berserah diri kepada Allah swt setelah berusaha. Allah swt menyuruh kita untuk tawakal setelah bertekad kuat dan berusaha “Setelah berazzam maka bertawakallah kepada Allah”. 
Sikap tawakal akan mendatangan pertolongan Allah swt kepada kita, karena memang Dia-lah Pemilik Segala kekuatan, Penentu segala Kemenangan, Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, yang bisa mengubah apa yang tidak mungkin menjadi mungkin cukup hanya dengan satu kata “kun” maka “fayakun” terjadilah dia. 
Sikap mental tawakkal juga menjadi tameng mental, sehingga kita tidak menjadi gelisah dan cemas menghadapi saat pertarungan ataupun menjadi depresi dan frustasi menghadapi kegagalan, karena kita sudah pasrah atas kehendak-Nya.

Wallahu a'lam


*Oleh Abi Kayyis
via @pkspiyungan