Kamis, 25 April 2013

Kenapa Kita Terus Ber-alasan ?


Yusuf El-Sahlany (Ka.Bid GM Pro DPD PKS Kota Cirebon)


“ Suatu ketika ada laki – laki yang akan menghancurkan tembok besar, lalu diapun bergegas mengambil palu besar sebagi pemukul. Kemudian dia mulai memukul tembok tersebut dengan penuh semangat….blegg, pukulan pertamapun diayunkan ternyata tembok itu tidak bergeming hanya runtuhan kecil yang dia dapatkan, tapi laki–laki itu tidak menyerah dia terus mengayunkan palu besar itu ke tembok. Sampai pada pukulan yang ke-29 tembok itu mulai bergoyang–goyang dan akhirnya pada pukulan yang ke-30 tembok itupun runtuh jatuh berkeping–keping “

Dari kisah di atas ada sebuah pertanyaan, pukulan ke berapakah yang kemudian merobohkan tembok besar itu ?? pukulan ke-30 kah ? atau ke-15 ? atau ke-1 ?. jawabanya adalah pukulan ke-1 sampai pukulan ke-30. Kenapa ? karena masing–masing pukulan mempunyai posisi yang sama pentingnya. Tembok itu tidak akan roboh ketika pada pukulan ke-25, laki–laki itu berhenti dan menyerah. Dan tidak akan pernah ada pukulan ke-30 kalau tidak ada pukulan–pukulan sebelumnya.

Bila kita mencari alasan untuk sebuah kegagalan, kita bisa temukan berjuta-juta dengan mudahnya. Namun alasan tetap alasan. Ia tak akan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan. Kerapkali, alasan serupa dengan pengingkaran. Semakin banyak menumpuk alasan semakin besar pengingkaran pada diri sendiri. Ini menjauhkan kita dari keberhasilan sekaligus melemahkan kekuatan sendiri. Berhentilah mencari suatu alasan untuk menutupi kegagalan, mulailah bertindak untuk meraih keberhasilan.

Belajarlah dari penambang emas yang tekun mencari emas. Ditimbanya berliter-liter tanah keruh dari sungai kemudian ia saring lumpur dari pasir. Ia sisir pasir dari logam. Tak jemu ia lakukan tampaklah butiran emas berkilauan. Begitulah semestinya kita memperlakukan kegagalan. Kegagalan itu seperti air keruh yang menyembunyikan emas. Bila kita terus berusaha, tekun mencari perbaikan disela-sela kerumitan, serta berani menyingkirkan alasan-alasan, maka kita akan menemukan cahaya kesempatan. Hanya mencari alasan, sama saja dengan membuang pasir dan semua emas yang ada di dalamnya.

Dalam menjalani kehidupan sering kali kita menghadapi berbagai kesulitan dan untuk mengatasinya tak jarang orang menghindar dengan berbagai alasan. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan, atau dibalik kegagalan ada keberhasilan, inilah yang sering dilupakan bahwa untuk berhasil kadang kita harus gagal terlebih dahulu. Mungkin orang merasa bahwa dengan mengemukakan berbagai alasan, akan terhindar dari kegagalan, pola pikir seperti ini yang harus dirubah.

Karena menghindari kesulitan akan menambah beban bagi kita untuk menuju atau menemui kesuksesan, karena kita sendiri tidak mengetahui kapan dan bagaimana keberhasilan yang kita capai jika sebelumnya kita belum pernah merasakan kesulitan atau mengalami kegagalan terlebih dahulu. Dengan belajar dari kegagalan kita akan menemui keberhasilan, seperti apa yang digambarkan pada penambangan emas, yaitu dengan membersihakan air yang keruh dan memisahkan pasir yang menyembunyikan emas, maka akan mejumpai kesuksesan dalam kehidupan ditengah upaya kita mencari-cari keberhasilan ditengah kegagalan demi kegagalan yang kita alami. Dan tidak cukup beralasan jika kita masih mencari-cari alasan dibalik kegagalan.
“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “ ( Q.s Al Insyirah : 5 )

Mulai saat ini berhentilah untuk mengeluh, bangkitlah. Gunakan seluruh kemampuan kita untuk mengatasi segala permasalahan yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan, jangan takut gagal. Gunakan kegagalan sebagai pemicu semangat untuk bertindak, jangan berhenti hanya karena kita belum berhasil, usahakan terus dengan segala kemampuan kita sampai berhasil. Dengan merubah pola pikir dari mencari-cari alasan dibalik kegagalan, dengan menjadikan kegagalan sebagai awal tindakan untuk mencapai kesuksesan, maka kita akan merasakan kehidupan yang lebih berarti, dan hidup kita akan lebih tertantang untuk menghadapai segala kesulitan, dan kita pun akan terbiasa dengan kegagalan lalu kita bisa mengatasinya. Insya Allah… .[]

Sumber : pkskotacirebon.org