Sabtu, 27 April 2013

Empat alasan PKS Jadi Sasaran Bullying

Setidaknya ada empat alasan kenapa PKS jadi sasaran tembak (bullying) menjelang pemilu 2014

Pertama, solidaritas kader PKS yang di yakini sulit tergoyahkan. Kekuatan ini bahkan telah teruji dipentas politik nasional sampai saat ini.
Dengan menyerang beberapa isu negatif, seperti PKS sebagai organisasi transnasional berfaham 'Wahabisme' sampai ke anti NKRI.
Tidak hanya itu, isu perpecahan internal dengan adanya dua faksi keadilan dan faksi kesejahteraan sengaja dihembuskan oleh pihak luar. Akan tetapi sampai saat ini PKS tetap eksis dan bahkan menjadi partai Islam satu satunya yang tidak mengalami 'krisis organisasi' seperti beberapa patai Islam lain yang nyaris sekarat.

Kedua, kesepaduan gerak (sinergitas) kader PKS di semua lini, baik di struktur pemerintah, seperti menteri dan kepala daerah maupun di lembaga legislatif dan juga lembaga lembaga sosial kemasyarakatan, dicemaskan akan membentuk imperium politik baru dalam dinamika politik nasional. Kesepaduan gerak ini kemudian di yakini akan menjadi mesin dan ruh politik yang akan mengantarkan PKS menduduki posisi tiga besar di pemilu yang akan datang.

Ketiga, dengan kekhasan PKS yang berazaskan Islam tapi tidak terjebak dengan sikap formalisme agama membuat kecemasan baru bagi pihak yang selama ini terjangkit Islam phobia. Sebab isu Islam politik dengan jeratan 'Negara Islam' seringkali menjadi umpan untuk memberangus partai partai Islam. Ini karena pengusung Negara Islam di Indonesia secara otomatis akan dianggap sebagai musuh NKRI mengingat adagium 'Indonesia bukan negara agama' sudah terlanjur berurat dan berakar dalam benak sekulerisasi masyarakat Indonesia.

Ke empat adalah Soliditas para kader dari tingkat atas di pusat sampai yang bawah di pelosok daerah sudah terbukti dengan dimenangkannya dua pilkada provinsi Jabar dan Sumut. Meskipun partai ini tengah diguncang prahara kasus suap daging impor yang melibatkan mantan presidennya Luthfi Hasan Ishaaq.
¤¤¤
Oleh admin
Sumber referensi dari:
Hermanto Hasan
Dosen IAIN Sulthan Thaha Saifudin.