Rabu, 31 Juli 2013

Secara Resmi Afsel Menolak Kudeta Militer di Mesir


Kementerian Hubungan dan Kerjasama Internasional Afrika Selatan menegaskan penolakan negaranya terhadap seluruh tindakan yang terjadi di Mesir baru-baru ini, yang mana tindakan tersebut menyebabkan pengisolasian presiden terpilih sekaligus menonaktifkan konstitusi. Ia mengatakan bahwa tindakan tesebut melanggar piagam internasional dan norma-norma yang berlaku di Uni Afrika.

Pemerintah Afsel dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementrian hubungan internasional mengatakan keprihatinannya yang mendalam atas jatuhnya banyak korban dari barisan para penolak kudeta presiden (yang terpilih secara demokratis) Muhammad Mursi. Sekaligus menyampaikan bahwa penggunaan kekerasan untuk melawan protes legitimasi adalah perkara yang sangat tidak membantu proses demokrasi dan tidak berkontribusi sama sekali dalam penyelesaian masalah yang menimpa Mesir saat ini.

Pernyataan tersebut juga menambahkan bahwa aspirasi demokrasi rakyat Mesir tidak akan mungkin tercapai, kecuali dengan melibatkan seluruh spektrum rakyat dalam proses rekonsiliasi legitimasi dan penyusunan peta jalan untuk masa depan yang demokratis.

Pemerintah Afsel menyatakan dukungannya terhadap seruan Sekjen PBB kepada pemerintah Mesir agar menjamin penghormatan terhadap aturan hukum dan prinsip-prinsip hak asasi manusia Internasional.

Afrika Selatan juga menyerukan pembebasan presiden Muhammad Mursi dan seluruh tahanan politik yang ditahan sejak pergantian pemerintahan 'inkonstitusional' tanggal 3 juli yang lalu, tanpa syarat apapun sekaligus mengajak semua pihak yang berkepentingan untuk meninggalkan kekerasan dan prilaku balas dendam.

Ia juga mendesak semua warga Mesir untuk mengadopsi semangat rekonsiliasi nasional, yang pada gilirannya akan berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas masa depan Mesir.

Afsel juga mengkonfirmasi kesiapannya untuk membantu Mesir dalam langkah berbagi pengalaman dan praktek-praktek untuk penyelesaian masalah ini. (uki/rassd/sinai)