Minggu, 12 Mei 2013

Teruntuk Kader Sejati PKS: "We Do Not Choose Our Destiny, Destiny Choose Us"


Wise Man Say: "We Do Not Choose Our Destiny, Destiny Choose Us"
Orang Bijak Berkata: "Kita Tidak Memilih Takdir Kita, Takdirlah Yang Memilih Kita"

***

Kawan, tak bisakah kau memfirasati, kita dipilih untuk hidup di episode pergantian sejarah?

Al Qur'an telah mengajari kita untuk "membaca" peristiwa-peristiwa besar sejarah dunia:

Alif Laam Miim

Telah dikalahkan bangsa Rumawi,

di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang

dalam beberapa tahun lagi. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,

Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.

(QS Ar Ruum: 1-5)

Ya, para penduduk mekah yang terpencil dari 2 superpower dunia kala itu, Romawi dan Persia, diajari melalui Al Qur'an untuk peduli dengan peristiwa-peristiwa global. Dan kemudian, penduduk mekah yang tak diperhitungkan itu kemudian mengalahkan 2 emperium raksasa itu, mengalahkan Persia di Timur dan Konstantinopel di barat dan kemudian berabad-abad memayungi 2/3 dunia dibawah naungan cahaya Islam.
Kawan, sekarang lihatlah di Mesir, negerinya diktator Firaun dan Qorun, negeri Nabiyullah Musa dan Yusuf, negerinya sang legenda Sholahuddin Al Ayyubi, telah mengalami pergantian sejarah dengan tumbangnya diktator Husni Mubarak diganti oleh Muhammad Mursi Al Hafidz (Partai Kebebasan dan Keadilan).
Kawan, lihatlah di Turki, negara yang menjadi saksi kejayaan Islam yang menembus benua Eropa. Negeri yang dibebaskan oleh Muhammad Al Fatih pada tahun 1453 sesuai Hadits Rasulullah SAW. Tahun 1924 khilafah Islamiyah tumbang disana dan dikuasai sekulerisme, tapi kini telah mengalami pergantian sejarah dengan bangkitnya Islam dibawah kepemimpinan Erdogan (Partai Keadilan dan Pembangunan).
Kawan, sadarlah, berbahagialah, bersemangatlah, kita sekarang hidup di periode pergantian sejarah:
“Periode  an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya, setelah itu datang periode  khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’aala mengangkatnya, kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam,”(HR Ahmad 17680).
Kita kini berada di masa transisi dari periode penguasa-penguasa diktator (mulkan jabbriyan) menuju periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. CIA pun sudah memprediksi bahwa khilafah akan berdiri pada tahun 2035, kawan.
Indonesia. Negara terbesar ke-4. Negara Muslim terbesar. Apakah itu semua hanya kebetulan, kawan?
Indonesia, dengan sumber daya alam yang luar biasa, bagaikan tanah surga. Indonesia dengan sumber daya manusia yang dahsyat secara kualitas dan kuantitas. Jangan heran anak-anak negeri ini banyak menyabet mendali olimpiade matematika atau fisika, karena sejak lahir anak-anak Indonesia telah dikarunia kecerdasan luar biasa. Allah pun telah mentakdirkan bahwa nusantara ini menjadi negeri Islam terbesar di ujung timur.
Di Afrika, Mesir telah menggeliat bangkit. Di Eropa, Turki telah menunjukan izzah Islam. Di Asia, di timur, Indonesia tengah memulai kebangkitanya dimotori Partai Keadilan Sejahtera menjalani tugas sejarahnya.
Kawan, persiapkan diri kita, dalam masa transisi sejarah ini akan begitu banyak tantangan dan cobaan serta fitnah. Jangan hanya menjadi saksi sejarah, jadilah pelaku sejarah, takdir telah memilih kita lahir di periode transisi sejarah ini. Jangan hanya berdiam diri, berpartisipasilah dengan apapun yang kau bisa. Perluasa wawasan. Latihlah terus kemampuanmu, tatangan akan semakin berat. Jadilah secerdas Muhammad Al Fatih yang menghancurkan benteng Konstantinopel dengan meriam-meriam raksasanya, yang menaiki gunung dengan kapal-kapalnya. Jadilah sekuat Sholahuddin Al Ayyubi yang mengusir para Ksatria Templar Crusader dan tanah Palestina.

Adakah Kau Lupa, Dulu Kita Pernah Berjaya?
Adakah Kau Lupa, Dulu Kita Pernah Berkuasa?
































*by: @spinandhito via @pkspiyungan