Aku masih termangu saat senja mulai berganti gelap, pikiranku melayang
tepat 12 tahun silam. Di sana kudapati seorang bocah cilik yang beranjak
remaja, lasak dan super aktif. Bocah itu adalah aku.. ya aku 12 tahun
silam, dengan celana biru, baju kurung dan jilbab bulat yang menutupi
diri. Itu awal pertemuan ku dengan “dia” sekaligus menjadi perjalanan
awal cintaku dengan komunitas ini. Wanita anggun luar biasa itu telah
mencuri hatiku. Namanya “Dona Hardiana Srg, S.Ag”, aku jatuh cinta
dengan akhlaknya.
Wanita itu adalah wali kelas sekaligus guru matematikaku di SMP,
wajahnya taklah secantik artis papan atas tapi parasnya seolah
bercahaya. Aku mengagumi segala hal pada dirinya, cara berpakaiannya
yang terkesan asing, suara lembutnya namun tegas, dan hal yang paling ku
suka adalah menatap matanya karena di situ ku temukan ketenangan jiwa.
Aku yang dulu seorang gadis kecil hanya tahu kalau beliau adalah salah
satu kader PKS (dahulunya PK). Kuketahui itu dari qur’an kecil yang
selalu ia baca seusai dzuhur di mushola sekolah, sampulnya berstikerkan
logo yang bertuliskan Partai Keadilan (diam-diam aku ini adalah
pemerhati yang baik, mungkin ia tak sadar sering ku perhatikan). Saat
itu, entah mengapa aku mulai penasaran dengan singkatan PK.
Aku semakin mengaguminya ketika ia menawarkan undangan talkshow remaja
yang berjudul “Gaul pake jilbab??? Siapa takut??? “ sanking senangya
ditawarin talkshow bahkan setelah 9 tahun aku masih ingat dengan even
ini. Di talkshow ini kembali ku merasa takjub, jilbab menjuntai itu tak
hanya ku lihat di diri wanita hebat itu, tapi juga melekat pada para
panitia acara, merasa berada diantara bidadari bumi. Dan kebetulan saat
talkshow tersebut aku menjadi yang terpilih menjawab pertanyaan sang
pemateri namanya kak Erna (tuhkan masih ingat juga ^_^), dan akhirnya
aku bisa foto dan salaman langsung dengan pematerinya sekaligus dapat
bingkisan hehe.
Saat itulah aku semakin cinta, cinta pada keindahan islam yang mereka
tawarkan dan entah mengapa di diary pertamaku sewaktu SMP aku menuliskan
“Allah suatu hari nanti ku ingin menjadi bagian dari wanita syurga itu,
anggun dengan jilbab yang menjuntai”. Akupun semakin cinta dengannya
terutama dengan cara mengajarnya, matematika yang konon adalah pelajaran
yang menakutkan ia sulap menjadi pelajaran yang menyenangkan karena
selalu ada kejutan-kejutan kecil penyemangat diri, lewat game-game
islami, reward dan motivasi yang ia berikan. Pernah ia mengajarkan kami
sebuah lagu, Liriknya seperti ini:
when your sad, when your blue
when your really really blue
don’t forget to remember Allah 2x
He will give you all happiness
When your happy, when your glad
when your really really glad
don’t forget to thanks to Allah 2x
He will give you all happiness
Sayang pertemuanku hanya satu tahun dengannya, karena beliau
mengundurkan diri dengan alasan ingin merawat ayahnya, Subhanallah
bangetkan? :’). Aku hanya bisa menatap kepergiannya di lantai dua
bangunan sekolahku, menatap punggungnya yang menjauh dan akhirnya
menghilang dan aku benar-benar kehilangan sosoknya.
Usai SMP alhamdulillah sewaktu SMA ku temukan kembali sosoknya lewat
seorang kakak yang menjadi panita PKTM I (Pelatihan Kader Taruna Melati)
yang di dakan oleh PR. IRM Muhammadiyah di tempatku menempuh jenjang
SMA, namanya kak Wiwik mirip banget cara berpakaian, bicara dan gerak
lakunya dengan beliau. Pada saat itulah aku mulai memantapkan diri
belajar menutup aurat, sayang PKTM I itu waktunya hanya seminggu dan
follow-upnya hanya 1 tahun, lalu kembali ku kehilangan sosok itu.
Lingkungan bergaul yang tak mengajarkanku bagaimana cara istiqomah
membuat kebulatan tekadku goyah. Akhirnya, di kelas 3 aku mulai
meninggalkan jilbab dan rokku, kembali dengan jeans dan kaos oblong.
Seusai SMA aku melanjutkan kuliah di USU, pun yang menjadi pilihan
pertamaku adalah Matematika alasannya adalah karena aku terlanjur cinta
dengan segala hal yang terkait dengan “dia” dan pilihan keduaku Biologi.
Alhamdulillah aku diterima pada pilihan pertama, pilihan yang telah
mempertemukanku dengan 5 sekawan yang pribadinya tak jauh beda dengan
sosok guruku itu dan ternyata mereka juga kader PKS. Beliau kakak
kelasku dan salah satunya adalah pementorku di kampus. Di kampuslah aku
mengenal mentoring, mengulang jejak cinta PKTM I yang sempat hilang dari
ingatan melalui kegiatan TPI I (Training Pemahaman Islam 1) tepat awal
ramadhan 2007.
Disinilah kutemukan muara kerinduan itu, basah mataku di detik akhir
kegiatan ini. Lewat lantunan do’a penutup yang disampaikan oleh seorang
ikhwah ku bulatkan tekad bahwa ba’da acara ini akan ada perbaikan yang
ku lakukan.
Sejak saat itu ku mulai belajar meninggalkan jeans dan kaos oblongku, belajar kembali memakai rokku, menjulurkan kerudungku sedikit demi sedikit, dan melonggarkan pakaian yang melekat di tubuhku. Dan akhirnya kuperoleh kebebasan dan kemenangan jiwa. Inilah awal kemerdekaanku, awal aku memproklamirkan jati diriku, menata kembali nurani untuk terbebas dari segala tiran dunia. Ini adalah subtansi yang tak akan sempurna tanpa implementasi, aku sadar dalam keseharian seorang muslimah harus memiliki identitas… idul fitri 6 tahun lalu aku menjadi pribadi yang baru, pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Sejak saat itu ku mulai belajar meninggalkan jeans dan kaos oblongku, belajar kembali memakai rokku, menjulurkan kerudungku sedikit demi sedikit, dan melonggarkan pakaian yang melekat di tubuhku. Dan akhirnya kuperoleh kebebasan dan kemenangan jiwa. Inilah awal kemerdekaanku, awal aku memproklamirkan jati diriku, menata kembali nurani untuk terbebas dari segala tiran dunia. Ini adalah subtansi yang tak akan sempurna tanpa implementasi, aku sadar dalam keseharian seorang muslimah harus memiliki identitas… idul fitri 6 tahun lalu aku menjadi pribadi yang baru, pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Dan Terimakasih kuucapkan kepadamu kader PKS yang menginspirasiku untuk
berkehidupan islami, disadari atau tidak da’wah PKS telah menyentuh
jiwaku, lewat senyum dan tutur kata yang lemah lembut mereka telah
berhasil memikat hatiku, membuatku larut dalam lautan syukur yang tak
terhingga, atas sebuah pertemuan, dan untuk sebuah ikatan yang kini
berhasil mebuatku terperangkap dalam lembah kebajikan. Lembah yang telah
mengajarkanku tentang arti kehidupan, makna kebersamaan, dan wujud
pengorbanan, menghantarkanku pada sebuah prosesi hidup yang begitu
nikmat dilalui.…
Ruang Inspirasiku
Medan, 14 April 2013
Aliya Zahra
@ArniSmart on twitter via @pkspiyungan