Selasa, 10 September 2013

Antara Qatar Dan Saudi : Rivalitas Kawasan atau Disorientasi Politik?




Jika Qatar dan Turki memilih berpartner dengan kelompok Islam namun paradoksnya, kerajaan Saudi justru mendukung kelompok sekuler, kiri dan nasionalis yang memusuhi kelompok Islam. 

Di Mesir, misalnya, Qatar dan Turki mendukung Ikhwan dan pilihan demokratis rakyat Mesir, sebaliknya Saudi mendukung tamarood (sekuler) dan militer.

Jika Qatar dan Turki mendukung Hamas serta menyediakan dana rekonstruksi Gaza yang diblokade dan dihancurkan Israel pada 2008, sebaliknya Saudi lebih mendukung varian sekulernya, PLO dan pemimpinnya yang tidak populer, Mahmoud Abbas. 


Dalam banyak hal, kepentingan politik luar negeri kerajaan Saudi di Timur Tengah sejalan dengan kepentingan Israel, Barat dan AS.

Maka dalam konteks ini, komentar provokatif Bandar
Bin Sultan secara 'Real Politics' merupakan fenomena gunung es rivalitas kawasan antara dua kekuatan utama Arab.

Qatar yang semakin berpengaruh (rising Qatar) dengan Saudi yang beranjak meredup (fading Saudi). Hanya saja, Meredupnya Saudi disebabkan disorientasi politik luar negeri dinasti Saud. 

Bagaimanapun, kebijakan luar negeri Saudi sama sekali tidak merefleksikan kepentingan moralitas dan prinsip nilai yang diyakini bangsa Arab dan umat Islam, namun SINE QUA NON lebih karena kepentingan sempit dan cara pembacaan sejarah yang salah.

Wallahu a'lam.


Ahmad Dzakirin