Kemungkinan besar negara yang dalam
kesulitan dalam memandang krisis politik Mesir adalah Amerika
Serikat,sehingga sampai sekarang Paman Sam belum menetukan sikap
politiknya terhadap Pemerintah transisi bentukan Junta Militer Mesir. AS sedang mengamati secara saksama terkait
penggulingan Presiden Muhammad Mursi ,apakah hal itu termasuk dalam
kategori kudeta atau bukan.
Dalam konteks inilah Presiden Barack Obama menginginkan
supaya bantuan militer kepada Mesir di tangguhkan seiring menyerukan
pemebebasan para elite FJP sayap politik Ikhwaanul Muslimin ,pemenanag peilu
tahun 2011 yang mengusung Muhaamad Mursi sebagai Presiden yang digulingkan Rabu
3 Juli 2013. lalu Wakil Menlu AS,William Burn mengunjungi Mesir untuk
menyampaikan sikap AS kepada Presiden sementara Adly Mansour.
Dalam pertemuan tersebut William Burn mendesak rejim
transisi Mesir supaya membebaskan para tahanan yang terdiri dari elite
politik FJP termasuk Presiden terguling Muhammad Mursi,dan AS mengingat
Mesir agar semua kekuatan politik harus dikut sertakan dalam proses
demokratisasi Mesir. Dan Amerika serikat(AS)juga mendesak rejim transisi
supaya secepatnya menyerahaakan kekuasaan kepada sipil secara demokratis.
Terkait masalah itu Jenderal Abdul Fattah El Sisi selaku
pimpinan Junta militer sambil berkelit dari desakan AS,juga
terus berupaya untuk mengkriminalisasi “pembunuhan karakter”terhadap para
pimpinan Ikhwanul Muslimin dengan harapan jikapun ikut dalam pemilu nanti
diperkirakan akan berkurang dukungan rakyat Mesir.Peluang tersebut bisa
dimamfaatkan oleh kelompok oposisi dari Liberalis sekuler untuk membentuk
pemerintahan koalisi.,dan peluang itu semakin besar jika akhirnya Junta
berhasil mengkriminalisasi Ikhwanul Muslimin.
Gedung Putih sesungguhnya kurang menyukai Ikhwanul
Muslimin karenanya AS mendukung rejim diktator Husni Mubaraq dalam
menyingkir Ikhwanul uslimin dalam politik praktis,tetapi sekarang AS dihadapkan
dalam kesulitan terkait krisis politik Mesir.AS yang
menganggap dirinya sebagai pelopor demokrasi senang enggak senang harus
mengakui eksistensi Ikhwanul Muslimin sebagaimana juga Eropean
Unity(EU) dan lainnya. Sementara kubu liberalis sekuler yang
sangat disenangi AS sangat lemah di Mesir,karenanya Gedung Putih masih
dalam keragu-raguan.
Menlu AS John Kerry mengutuk keras terhadap kebiadaban
militer yang menewaskan ratusan dan melukai ribuan lainnya ,yang
kebanyakannya berasal dari kubu Mursi.Kutukan John Kerry terhadap kekerasan
yang dilakukan miiter itu dan kunjungan Wakil Menlu Wiiliam Burn bertemu
dengan Presiden sementara Adly Mansour mengindikasikan kesulitan AS
dalam mengambil sikap terhadap krisis Mesir.
Oleh : Muhammad Nurdin @kompasiana.com