Dalam teori politik, kita sudah mendengar ketenaran dari nama-nama
bersejarah pencetus teori politik
klasik. Pendekar teori itu adalah Socrates, Plato dan Aristotels. Teori politik
yang lahir dari pemikiran mereka memberi ruang terbesar dalam sejarah
perpolitikan dunia. Walau pun dalam drama kehidupan mereka berakhir dengan
tragis. Kita coba menilik pemikiran Socrates dalam teori politiknya. Teori
politik yang lebih menekankan pada
rasionalitas dan keadilan. Pemikirannya ini membuat ia mati-matian
memperdebatkan teorinya dengan para
pakar.
Walhasil, kekalahan berdebat dan berargumen membuatnya
sakit hati. Sebagain orang menilai bahwa pemikiran yang dibawanya berbahaya
bagi generasi muda. Hingga ia benar-benar jatuh dan kecewa. Tak sampai disitu,
Socrates pada akhirnya juga diseret ke
meja peradilan. Dia berusaha memberikan argumen, walaupun akhirnya gagal dan
kalah. Dia pun tumbang dan divonis
hukuman mati. Ironisnya, hukuman mati
ini diterima dari hasil perbedaan suara hasil
voting. Hasil voting itu berjumlah 280 mendukung hukuman mati dan 220
menolaknya atau perbedaan suara sebanyak
60 orang. Tapi itulah Socrates, ia memilih menerima hukuman mati
meskipun sebenarnya dia mampu diselamatkan oleh teman-temannya dari meja peradilan.
Kematian Socrates yang membuat teori politiknya belum
banyak dikenal. Ketenaran pemikiran Socrates meroket setelah dituliskan oleh
Plato dalam karya-karyanya. Itulah sepintas teori klasik dan drama
perjuangannya sebuah teori bagi seorang
idelalis seperti Socrates.
Siapa yang menyangka, di tengah badai keterpurukan yang
tak henti-hentinya menerpa PKS, Ternyata mampu melahirkan teori baru. Teori
politk yang belum pernah ada dalam sejarah politik di Indonesia. Teori itu
pertama kali dideklarasikan oleh Anis Matta dalam pidato pertamanya saat
terpilih menjadi Presiden PKS. Saya membahasakan itu dengan "Teori Politik
Cinta Ala PKS". Kata-kata cinta yang dilantunkan oleh Anis Matta dalam
Pidatonya adalah isyarat politik bahwa di masa depan PKS akan mengedepankan
cinta. Dengan demikian, ini akan kerja ikhlas dan menumbuhkan kehidupan
harmonis rakyat Indonesia.
Teori politik ini kemudian menjadi tisu penghapus air
mata para kader yang dilanda kesedihan. Tak berselang lama, jargon PKS berubah.
Anis Matta dalam berbagai kunjungannya menebarkan teori poltik cinta dalam
setiap orasinya dalam agenda konsolidasi
partai di setiap daerah.
Terbukti, teori politik cinta ini bukan hanya menghibur
hati para kader PKS. Tetapi teori cinta ini mampu membongkar sejarah. Teori ini
mampu memberikan PKS kado kemenangan di Jawa Barat, di Sumatra Utara dan
Pemilihan di Bandung baru-baru ini. Tenanglah sudah hati para kader PKS dengan
kemenangan ini.
Teori cinta yang dipopulerkan PKS ini juga berbanding
lurus dengan lawan politik. Kata-kata cinta yang keluar dari megaphone PKS
berbalas cacian dan makian dari lawan politik. Tapi, itulah cinta. Tak akan
indah tanpa diuji.
Jika teori politik cinta ini melekat kuat dalam paradigma
kader PKS, saya yakin PKS adalah salah
satu partai yang akan siap bertahan dalam medan politik Indonesia. Saya ingat
jelas, perkataan Anis Matta dalam pidatonya bahwa dalam sejarah politik bukan
dilihat dari seberapa besar partainya, bukan seberapa banyak uangnnya. Namun,
partai siapa yang lebih panjang nafasnya. Itulah alasannya mengapa PKS
memperkuat lini pertahanan sampai ke struktur paling bawah. Karena PKS yakin,
soliditas akan bisa akan tercapai mana kala teori cinta ini mampu diterapkan.
saya ingin bertanya, sudahkah Anda jatuh cinta? Jika iya, pasti selalu gelisah
memikirkan orang yang dicintainya bukan? Sekali tidak bertemu atau tak ada
kabar, pasti makin gelisah lagi. Dengan perasaan cinta itulah, tak jarang kader
PKS mau berkorban kepada orang lain.
Itulah sepintas teori politk cinta Ala PKS. Semoga tulisan ini bisa
menginspirasi kader PKS dalam meraih kemenangan terutama memenangkan hati
rakyat. Amin..!!
Salam Cinta
Idrus Dama- Gorontalo
* http:/idrus-dama.blogspot.com