Minggu, 30 Juni 2013

PKS Sukses Melahirkan Teori Cinta dalam Seni Berpolitik

Dalam teori politik, kita sudah  mendengar ketenaran dari nama-nama bersejarah  pencetus teori politik klasik. Pendekar teori itu adalah Socrates, Plato dan Aristotels. Teori politik yang lahir dari pemikiran mereka memberi ruang terbesar dalam sejarah perpolitikan dunia. Walau pun dalam drama kehidupan mereka berakhir dengan tragis. Kita coba menilik pemikiran Socrates dalam teori politiknya. Teori politik yang  lebih menekankan pada rasionalitas dan keadilan. Pemikirannya ini membuat ia mati-matian memperdebatkan teorinya dengan  para pakar.

Walhasil, kekalahan berdebat dan berargumen membuatnya sakit hati. Sebagain orang menilai bahwa pemikiran yang dibawanya berbahaya bagi generasi muda. Hingga ia benar-benar jatuh dan kecewa. Tak sampai disitu, Socrates  pada akhirnya juga diseret ke meja peradilan. Dia berusaha memberikan argumen, walaupun akhirnya gagal dan kalah. Dia pun tumbang  dan divonis hukuman  mati. Ironisnya, hukuman mati ini diterima dari hasil perbedaan suara hasil  voting. Hasil voting itu berjumlah 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya atau perbedaan suara sebanyak  60 orang. Tapi itulah Socrates, ia memilih menerima hukuman mati meskipun sebenarnya dia mampu diselamatkan oleh teman-temannya dari meja peradilan.

Kematian Socrates yang membuat teori politiknya belum banyak dikenal. Ketenaran pemikiran Socrates meroket setelah dituliskan oleh Plato dalam karya-karyanya. Itulah sepintas teori klasik dan drama perjuangannya  sebuah teori bagi seorang idelalis seperti Socrates.

Siapa yang menyangka, di tengah badai keterpurukan yang tak henti-hentinya menerpa PKS, Ternyata mampu melahirkan teori baru. Teori politk yang belum pernah ada dalam sejarah politik di Indonesia. Teori itu pertama kali dideklarasikan oleh Anis Matta dalam pidato pertamanya saat terpilih menjadi Presiden PKS. Saya membahasakan itu dengan "Teori Politik Cinta Ala PKS". Kata-kata cinta yang dilantunkan oleh Anis Matta dalam Pidatonya adalah isyarat politik bahwa di masa depan PKS akan mengedepankan cinta. Dengan demikian, ini akan kerja ikhlas dan menumbuhkan kehidupan harmonis rakyat Indonesia.

Teori politik ini kemudian menjadi tisu penghapus air mata para kader yang dilanda kesedihan. Tak berselang lama, jargon PKS berubah. Anis Matta dalam berbagai kunjungannya menebarkan teori poltik cinta dalam setiap orasinya  dalam agenda konsolidasi partai di setiap daerah.

Terbukti, teori politik cinta ini bukan hanya menghibur hati para kader PKS. Tetapi teori cinta ini mampu membongkar sejarah. Teori ini mampu memberikan PKS kado kemenangan di Jawa Barat, di Sumatra Utara dan Pemilihan di Bandung baru-baru ini. Tenanglah sudah hati para kader PKS dengan kemenangan ini.

Teori cinta yang dipopulerkan PKS ini juga berbanding lurus dengan lawan politik. Kata-kata cinta yang keluar dari megaphone PKS berbalas cacian dan makian dari lawan politik. Tapi, itulah cinta. Tak akan indah tanpa diuji.

Jika teori politik cinta ini melekat kuat dalam paradigma kader PKS, saya yakin  PKS adalah salah satu partai yang akan siap bertahan dalam medan politik Indonesia. Saya ingat jelas, perkataan Anis Matta dalam pidatonya bahwa dalam sejarah politik bukan dilihat dari seberapa besar partainya, bukan seberapa banyak uangnnya. Namun, partai siapa yang lebih panjang nafasnya. Itulah alasannya mengapa PKS memperkuat lini pertahanan sampai ke struktur paling bawah. Karena PKS yakin, soliditas akan bisa akan tercapai mana kala teori cinta ini mampu diterapkan.

saya ingin bertanya, sudahkah Anda  jatuh cinta? Jika iya, pasti selalu gelisah memikirkan orang yang dicintainya bukan? Sekali tidak bertemu atau tak ada kabar, pasti makin gelisah lagi. Dengan perasaan cinta itulah, tak jarang kader PKS  mau berkorban kepada orang lain. Itulah sepintas teori politk cinta Ala PKS. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kader PKS dalam meraih kemenangan terutama memenangkan hati rakyat. Amin..!!

Salam Cinta
Idrus Dama- Gorontalo


* http:/idrus-dama.blogspot.com