Selasa, 28 Mei 2013

Merubah Fitnah Jadi Energy

Dakwah dihantam, perkembangannya tak bisa diredam

Dakwah ditinju, pertumbuhannya tambah maju

Dakwah diinjak pendukungnya semakin melonjak

Abdullah bin Ubay semakin gusar, pamor Muhammad makin berkibar, kekuatan Islam semakin besar.

Tiap detik mereka mengintai, kapan umat Islam lalai, tipu muslihat semakin lihai mencari celah semakin pandai.

Kesempatan itu datang, harus segera ambil peluang ,tak butuh waktu panjang, rumah tangga Rasul digoyang, ketika pasukan usai perang, Isteri Rasul Aisyah terlambat datang, bersama seseorang , di waktu fajar menjelang.

Hembusan fitnah menerjang, bagai badai mengguncang, semua sibuk berbincang.

Tentang Aisyah dan Sofwan, yang datang berduaan, duhai apa gerangan yang mereka lakukan sepanjang perjalanan???

Fitnah berhembus bagai Bola liar, makin meliuk mengular, penduduk sekota semua mendengar, berita bohong yang menggelegar. Perselingkuhan yang dikemas fulgar. Rumah tangga Rasul dibakar, berita makin tersebar. Wajah Rasul serasa ditampar

Aisyah bunda mukmin suci sejati, tak kuasa membela diri, menahan luka tak terperi.

Hati rasa terkoyak, berharap turun wahyu rasa tak layak, ayah bunda hanya bisa terhenyak, dada semakin sesak. Tenggorokan rasa tersedak.

Ya begitulah jalan dakwah ini tak pernah sepi dari liku dan duri, hanya manusia yang punya nurani sanggup mengambil ibroh di tiap sesi.

Badai itu akhirnya berlalu, setelah Rasul mendapat wahyu.

Bersihkan Aisyah dari tuduhan, surat An-nur jadi tuntunan.

An-nur 11-20

11. Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar [1031].

12. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”

13. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh Karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi Maka mereka Itulah pada sisi Allah orang- orang yang dusta.

14. Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, Karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

15. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah adalah besar.

16. Dan Mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), Ini adalah dusta yang besar.”

17. Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman.

18. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak Mengetahui.

20. Dan sekiranya tidaklah Karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).



[1031] berita bohong Ini mengenai istri Rasulullah s.a.w. ‘Aisyah r.a. ummul Mu’minin, sehabis perang dengan Bani Mushtaliq bulan Sya’ban 5 H. Perperangan Ini diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula ‘Aisyah dengan nabi berdasarkan undian yang diadakan antara istri-istri beliau. Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. ‘Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, Kemudian kembali. Tiba-tiba dia merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa ‘Aisyah masih ada dalam sekedup. setelah ‘Aisyah mengetahui, sekedupnya sudah berangkat dia duduk di tempatnya dan mengaharapkan sekedup itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat ditempat itu seorang sahabat nabi, Shafwan Ibnu Mu’aththal, diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, isteri Rasul!” ‘Aisyah terbangun. lalu dia dipersilakan oleh Shafwan mengendarai untanya. Syafwan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapat masing-masing. mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik membesar- besarkannya, Maka fitnahan atas ‘Aisyah r.a. itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

Pelajaran yang dapat diambil
Musuh-musuh Islam tak pernah tidur, mereka terus mengintai mencari celah untuk mencelakakan dan membendung laju dakwah ini.
Semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerpa. Kalau jadi rumput memang hampir tak kena angin tapi selalu diinjak-injak.
Ayat 11 mengatakan fitnah itu baik bagimu, saya coba mereka-reka sisi baiknya, yaitu:
Fitnah itu memisahkan mana kader sejati, mana munafik
Fitnah itu menggembleng ,mematangkan, dan mendewasakan pemikul dakwah ini
Fitnah itu memperbanyak sujud dan munajat kita, menguatkan hubungan kita kepada Allah sang Pencipta
Sebagai isyarat kemenangan semakin dekat. 2th setelah peristiwa itu terjadi Fathu Makkah tahun 8H.
Allah sedang menyiapkan kita memikul amanah yang lebih besar.
Kalau dakwah ini lurus tak mendaki, justru akan memandulkan potensi, menumpulkan strategi mengkerdilkan nyali, mematikan nurani.
Maka ujian menjadi sebuah energy, hingga mempercepat ekspansi ke Madinah bahkan terus melebarkan sayap ke seantero Arab, bersihkan Yahudi yang jadi duri.
Dari seorang diri di Makkah, yatim, hidup menumpang pada belas kasihan paman yang miskin, 13th berdakwah hanya mendapat sedikit pengikut, bahkan terusir secara hina dengan bekal seadanya, namun hanya membutuhkan 8th di Madinah , Rasulullah menghimpun 10.000 kekuatan dengan penuh wibawa menaklukkan Makkah tanpa perang pertumpahan darah melainkan kedamaian dan pengampunan.

Saudaraku di Medan Dakwah

Hari ini kita merasakan fitnah itu. Namun sejatinya bukan saatnya mengeluh apalagi memaki. Bukan waktunya bersedih apalagi mengurung diri.

Jadikan fitnah sebagai energy

Yakinlah ini jalan para Nabi

Dakwah suci yang diberkahi

Tanpa itu rohani akan mati

Jauh sebelum jasad masuk bumi.

Tunjukkan bakti pada pertiwi

Bangun negeri ciptakan Harmoni

Di jalan Allah yang diridhoi…


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/27/33917/merubah-fitnah-jadi-energy/#ixzz2UUg09nN5