Senin, 29 April 2013

Mengukir Prestasi | Oleh Efri S Bahri

SETIAP orang tentu mempunyai hasrat dan keinginan untuk meraih prestasi. Prestasi dapat diraih di berbagai bidang kehidupan. Dalam arti luas prestasi meliputi berbagai dimensi antara lain: bidang olah raga, pendidikan, kemasyarakatan, akademik, bahkan politik dan jurnalistik. Pertanyaan adalah bagaimana caranya agar kita mampu meraih prestasi itu?

Sebuah prestasi tidak datang tiba-tiba. Prestasi diraih dengan sebuah perjuangan. Perjuangan mengendaki kesungguh-sungguhan. Majalah Reader’s Digest yang terbit di Amerika pernah menulis “Jika tak ada perjuangan, tak akan ada kemajuan. Mereka yang menyatakan ingin menikmati kebebasan dan membenci pergerakan adalah orang-orang yang ingin menikmati panen tanpa mau membajak sawah dan menginginkan hujan tanpa kilat dan guntur.”

Setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk meraih prestasi. Namun, prestasi akan dapat diraih setelah melewati proses atau tahapan perjuangan mulai dari persiapan, pelaksanaan latihan sampai pada monitoring dan evaluasi. Keempat proses ini kalau dilakukan secara berkelanjutan diharapakan mampu memberikan hasil yang optimal.

Namun, kalau hal ini tidak dilakukan secara optimal, maka mustahil kita bakal meraih prestasi yang optimal. Sejarah banyak mencatat bahwa banyak orang-orang yang berprestasi itu berasal dari keluarga yang biasa bahkan dari keluuarga yang tidak mampu. Namun, berkat kesungguh-sungguhan dan latihan secara terus menerus mereka bisa meraih prestasi.

Seringkali kita mengenal seseorang yang berprestasi dari publikasi media. Misalnya: juara dalam bidang olah raga, juara bidang sains, dll. Dalam persepsi kita, seolah-olah mereka yang berprestasi itu muncul tiba-tiba tatkala ia meraih juara pada suatu event.

Padahal mereka itu sudah melewati berbagai rintangan dan tantangan. Kita seringkali hanya mengetahui seseorang ketika meraih penghargaan atau menang dalam sebuah pertandingan. Namun jarang sekali kita mengetahui bagaimana perjalanan dan perjuangannya hingga mampu meraih penghargaan atau kemenangan itu.

Oleh karena itu, menjadi penting bagi setiap insan yang ingin meraih prestasi mengetahui dan memahami kisah-kisah perjalanan orang-orang yang sukses. Bisa jadi minat dan keingin setiap orang berbeda, namun secara prinsip dan nilai-nilai tentu ada kesamaan terkati dengan sikap, karakter dan nilai-nilainya.

Terkait dengan hal ini, ada beberapa faktor yang bisa menjadi pedoman bagi kita yang ingin meraih prestasi. Pertama, tahap persiapan. Pada tahap ini kita dituntut untuk melakukan identifikasi terhadap kondisi baik internal maupun secara eksternal.

Secara internal kita perlu mengetahui potensi ada di dalam diri kita. Potensi inilah yang perlu dikenali lalu dilatih agar menjadi kekuatan dan kelebihan dari diri kita.

Selain itu, kita juga perlu mengatahui hal-hal yang menjadi kelemahan diri kita. Berbagai kelemahan ini perlu diatasi agar tidak menimbulkan permasalahan. Ketika kita mampu mengatasi kelemahan ini, maka bisa jadi ia akan berubah menjadi kekuatan. Dengan demikian minat, bakat, hasrat dan keinginan kita mesti sejalan dengan kondisi, potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada di dalam diri kita.

Kedua, tahap latihan. Ketika kita sudah mengenal kondisi, potensi, kekekuatan dan kelemahan kita, maka tahap selanjutnya adalah melakukan latihan. Agar potensi yang ada dalam diri kita mampu untuk berkembang maka potensi itu perlu di latih.

Potensi itu akan tumbuh menjadi kekuatan ketika hal itu dilakukan secara berkesinambungan, sungguh-sungguh dan tidak mudah menyerah. Salah satu cara untuk menjaga latihan itu adalah dengan memperbanyak mengikuti berbagai event.

Event pada dasarnya merupakan ajang untuk mengukur sejauh mana kemampuan yang ada pada diri kita. Dengan mengikuti event kitaakan mengatahui faktor-faktor keunggulan orang lain dan faktor-faktor kelemahan yang ada pada diri kita.

Kelemahan-kelemahan itulah yang selanjutnya harus dibenahi sehingga dapat berubah menjadi sebuah kekuatan. Semakin banyak kita mengikuti event, maka akan semakin tinggi pula jam terbang kita. Dengan demikian, diharapkan kekuatan yanga da pada diri kita akan semakin tumbuh dan berkembang.

Ketiga, tahap monitoring dan evaluasi. Salah satu tahapan yang penting untuk dilakukan adalah monitoringd anevaluasi. Monitoring adalah sebuah proses pemantauan terhadap pelaksanaan latihan pada saat latihan itu dilakuka.

Sedangkan evaluasi adalah sebuah proses pemantauan pada akhir sebuah masa latihan. Kedua hal ini menjadi penting dilakukan sebagai cara menilai perkembangan diri kita. Akan lebih baik monitoring dan evaluasi itu melibatkan pihak lain. Sehingga proses monitoring dan evaluasinya bisa secara obyektif.

Setiap proses atau tahapan akan menjadi sempurna apabila dilengkapi dengan berdoa. Kita jangan sampai lupa untuk senantiasa berdoa pada setiap aktivitas. Karena doa itu adalah kekuatan. Doa itu juga ibadah. Ketika ketika berdoa berarti kita menyerahkan segala urusan kita kepada Sang Pencipta. Karena tugas kita sesungguhnya adalah berusaha dengan segenap kesungguhan. Hasilnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa. Tentu kita mesti yakin bahwa apa yang kita peroleh itu merupakan yang terbaik buat kita.

Bagi kita yang ingin mengukir prestasi, kiranya proses dan tahapan sebagaimana diuraikan di atas dapat dijadikan sebagai bekal. Paling tidak hal itu menjadi bukti ikhtiar kita dalam meraih prestasi. Semoga kita termasuk bagian dari orang-orang yang mau dan mampu mengukir prestasi.

Karena mengukir prestasi berarti memberi manfaat bagi banyak orang. Semakin banyak orang yang mendapatkan manfaat dari segenap aktivitas kita, maka semakin tinggi pula nilai kita baik dalam pandangan manusia maupun Sang Pencipta. Semoga.

*) Penulis, Efri S. Bahri, Koordinator FAM (Forum Aktif Menulis) Wilayah Jabodetabek
Sumber: sumbaronline.com